Cerita Asli KKN di Desa Penari versi Widya, Lebih Horor dan Lengkap dari Thread SimpleMan

photo author
- Minggu, 15 Mei 2022 | 13:34 WIB
Film Desa KKN Penari  (tangkap layar /Instagram @manojpunjabimd)
Film Desa KKN Penari (tangkap layar /Instagram @manojpunjabimd)

Pagi itu, serombongan mobil datang, mereka adalah keluarga sekaligus panitia KKN yang sudah mendengar semua ceritanya dari pak Prabu.

Ayu masih terbaring, matanya melotot, namun tubuhnya masih seperti orang lumpuh. Sedangkan Bima, masih kejang-kejang.

Mereka kemudian dijemput paksa, KKN mereka dicoret. Proses penjemputan gak mudah. Karena pihak keluarga Bima maupun Ayu, marah besar, mereka tidak terima anaknya dibikin seperti ini.

Bahkan pihak kampus juga kena, karena kasusnya benar-benar hampir dibawa ke media nasional.

Widya, Nur sampai harus mohon agar Ayu dan Bima dibiarkan tetap tinggal di sini, yang konon kata Mbah Buyut bisa saja balaknya di ambil sewaktu-waktu.

Namun, dari pihak keluarga Ayu dan Bima, tidak mau lagi, mereka tetap membawa Ayu dan Bima. Hasilnya? Ayu hanya bisa tidur dengan mata terbuka terus menerus.

Widya pernah diceritain oleh ibunya, bahwa kadang, ia melihat mata Ayu meneteskan air mata. Tapi, setiap ditanya, dia hanya diam, tak menjawab. Ayu akhirnya meninggal setelah 3 bulan di rawat.

Abangnya, merasa bersalah sampai hampir mau mengamuk di desa itu. Namun, pak Prabu pun sama, seharusnya sejak awal, saat Ayu memohon diijinkan KKN di sana, ia tegas menolak.

Alasanya, memang tempat itu tidak baik untuk ditinggali mereka yang masih bau kencur.

Lalu bagaimana dengan Bima?

Bima meninggal juga. Malam sebelum dia meninggal, Bima teriak minta tolong, tapi ketika ditanya kenapa dan minta tolong apa?

Bima berteriak ular, ular, ular. Ia meninggal lebih dulu dari Ayu. Tubuhnya dikebumikan, orang tuanya awalnya masih mau memperpanjang masalah ini sama pihak kampus.

Tapi akhirnya dicabut, dengan catatan KKN tidak lagi diadakan di timur jawa lagi. Sejak saat itu, kampus ini hanya memperbolehkan KKN ke arah barat, tidak lagi timur, apalagi Desa yang jauh.

Note SimpleMan:

Ada hal yang bikin gw radak susah gambarin adalah, narasumber (Widya) disamarkan, setiap beliau bercerita, beliau hanya menceritakan intinya, dan gw harus ngatur ulang ceritanya agar nyambung, terlepas dari itu, gw inget, tiap dia cerita, tanganya gugup, seperti tidak mau mengulang peristiwa itu.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Situr Wijaya

Sumber: Jurnalnews.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X