Tiba di rumah mas A’an yang jaraknya hanya sekitar 150 meter dari rumah pak Gito, kami sudah disuguhkan ayam bakar utuh, es campur dan beberapa teh kotak hingga kopi.
Setelah ngobrol santai dan menikmati hidangan yang disajikan oleh Mas A’an kami pun pulang ke rumah pak Gito untuk tidur malam karena keesokan harinya kami akan ke Pemda Morut.
ANGIN SEGAR USAI RAPAT DI PEMDA MORUT
Keesokan harinya kami dan masyarakat Tontowea bergerak kearah Kantor Bupati Morut, untuk mengikuti agenda rapat. Kades dan Sekdes Tontowea pun ikut bersama kami.
Pada pukul 14.00 Rapat pun dimulai dipimpin Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Krispen H Masu, S.STP., M.Si. Ikut pula dalam rapat Praktisi Hukum Moh Fahalar yang mewakili warga dan Hidayat Acil Hakimi, SH.
Rapat membuahkan hasil bahwa Tim Pemda akan turun ke lokasi untuk mendudukan perkara itu termasuk melakukan verifikasi dokumen-dokumen kepemilikan lahan warga dan perusahaan.
KEMBALI KE RUMAH DI DESA TONTOWEA
Saya dan tim kembali ke desa Tontowea, masyarakat meminta kami untuk tidak terlebih dahulu meninggalkan desa dan mereka menahan kami agar tetap di desa dalam waktu belum ditentukan.
Saya berkesempatan untuk berbicara dengan beberapa warga disaat waktu senggang, warga curhat tentang perusahaan tersebut.
Salah satunya adik Pak Gito, ibunya pernah bilang “Kita katanya punya sawit kok gak pernah nikmati duitnya,” kata adik Pak Gito saat menceritakan keluh kesah orang tuanya.
“Dia ngomong gitu sambil menangis,” kata dia. Sekarang ibunya sudah tidak ada dan tak pernah menikmati sepeser-pun uang sawit.
Bude juga curhat ke saya “Waktu itu saya mau kerja di Astra (PT SJA 1), mandor bilang kerja apa, (saya bilang) biar Cuma paras-paras piringan, supaya bisa liat-liat kebun sawit kami,” kata Bude.
“Kalau mau sawit nanam bu (kata mandor), ini sawitnya Astra. Ya allah kayak mau nangis rasanya,” kata Bude.
Diwaktu senggang kamipun mendapatkan undangan makan siang lagi di rumah Asjuni Saudara. Kami pun bergeser ke rumah pak Asjuni dan di sana kami sudah disediakan hidangan Ayam Bakar.
Sambil makan dan kami dipersilahkan karaokean ria di tengah kesibukan kami membantu warga merebut kembali lahannya dari perusahaan.