iNSulteng- Masyarakat meminta kepada kementerian PUPR mempercepat proyek Hunian Tetap (Huntap) di Desa Sibalaya, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.
Karena sudah terbengkalai sejak dibangun Desember 2022 sampai saat ini September 2023 proyek tidak kunjung jadi bahkan bentuk fisik tidak menyentuh angka 70%.
Warga juga mengeluhkan kinerja Balai Pelaksanaan Penyediaan Perumahan Sulawesi II Sulteng-Sulbar dibawah kementrian PUPR yang menugaskan PT Waskita Karya sebagai pelaksana proyek Huntap pasca gempa 2018.
Baca Juga: Karyawan PT. GNI Tewas Terpanggang Dalam Ledakan Semelter Satu di Morowali Utara
Baca Juga: Dugaan Kerugian Negara Oleh PT ANA di Morowali Utara Disorot!
Hal ini terungkap berdasarkan pernyataan salah satu warga bernama Muhammad Esbapagi salah satu calon penerima bantuan rumah pasca gempa.
Sebagai informasi, Muhammad Esbapagi merupakan salah satu korban bencana Likuifaksi 6 tahun yang lalu dan juga merupakan calon penerima bantuan Huntap.
“Sudah tinggal berapa hari 5 tahun, sudah ada bangunan dibuat tapi belum tau kepastiannya kapan selesainya," ujarnya.
Menanggapi keluhan masyarakat ini Direktur Lembaga Bantuan Hukum Garda Keadilan Nusantara (LBH GKN) Aceng Lahay turut prihatin akan hal ini.
“Saya sebagai pimpinan lembaga turut prihatin dan saya berharap Pak Jokowi Presiden Republik ini untuk bagaimana menelusuri terkait cerita, tapi ini bukan lagi cerita tapi fakta lapangan sudah terbukti kita bersentuhan langsung dengan masyarakat yang korban,” ucapnya.
Aceng juga meminta kepada rekan-rekan atau teman-teman pemerhati untuk terus memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi milik mereka.
"Disini saya juga meminta tim pemerhati terus bekerja membantu hak-hak mereka selama mereka itu belum memiliki hak-hak yang sebenarnya mereka miliki," pinta Aceng Lahay.
Tak hanya itu, Aceng juga mendesak agar oknum-oknum yang terlibat dalam persoalan ini diberikan sanksi agar ada efek jera.
"Saya disini berharap siapapun dia oknum pejabat yang terkait dengan itu harus diberikan sanksi sehingga ada efek jera ketika ada pemimpin yang baru," tegas Aceng Lahay.