iNSulteng – Tambang Pasir di Sungai Palu masuk wilayah Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi dikeluhkan warga.
Pasalnya aktifitas tambang pasir itu menggunakan alat berat Exsavator dan alat berat jenis loder. Sehingga penambang manual terdampak.
Amatan wartawan Sabtu siang sekitar pukul 09.00 WITA, terlihat sebuah alat berat Exsavator melakukan pengerukan pasir di bibir sungai sebelah tanggul abrasi.
Sementara alat berat loder menggeser pasir dari lokasi pengerukan ke penampungan. Setidaknya ada ratusan ton pasir sudah terkumpul di lokasi.
Wartawan mencoba masuk untuk mengabadikan gambar aktivitas alat berat, namun beberapa penjaga terlihat di lokasi sehingga wartawan terpaksa mengabadikan gambar dari jarak jauh.
“Ini mempengaruhi tambang manual, pendapatan penambanga manual terdampak,” kata salah satu penambang manual tak jauh dari lokasi.
Selain itu dijelaskan juga bahwa warga lokal tidak terberdayakan akibat tambang pasir Sungai Palu yang menggunakan alat berat itu.
Selain itu sumber yang minta namanya tak disebutkan mengatakan, dampak lain yakni akses jalan manual tertutup oleh penambang pasir menggunakan alat berat.
“Kabarnya ada yang Backup,” tambah sumber.
Sumber mengatakan bahwa tambang tersebut berpotensi mengikis bibir sungai yang sudah dipasang Tanggul.
Media ini juga melihat papan nama dipintu masuk yang bertuliskan PT. SIGI BERKAT MANDIRI di Desa Sunju.
Penambang manual yang menyedot menggunakan mesin juga mempertanyakan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) PT SIGI BERKAT MANDIRI.
“Informasinya tidak ada IUP, tapi andaikan saja ada, perlu dipertanyakan lagi soal proses ijinnya, karena kalau saya lihat dekat situ ada rumah-rumah warga,” kata sumber.