Hingga saat ini, tak ada ada kejelasan soal kasus-kasus yang pernah ditangani oleh Kejati dan Polres, soal SPAM di Donggala itu. Patut diduga bahwa ada hal-hal tersembunyi.
SPAM DESA MBOW JUGA DIDUGA BERMASALAH
SPAM yang dibangun tahu 2018 lalu menelan anggaran sekitar Rp5 miliar rupiah, rampung sekitar Juli 2019 lalu. Proyek itu menyeberang tahun. Ditemukan beberapa fakta di lapangan.
Berdasarkan Hasil LHP Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sulawesi Tengah ada temuan sekitar Rp400 juta pada pembangunan SPAM Rp 5 miliar tersebut.
Pejabat Pelaksana Tekhnis Kegiatan (PPTK) Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Donggala kala itu Niko, dihubungi membenarkan memang ada pipa yang pecah-pecah pada proyek tesebut.
“Longsor jalur pipa,” kata Niko 2019 lalu.
Ia mengklaim longsor dan pipah pecah sudah teratasi, itu longsors saat setelah gempa tempo hari.
“Sekarang saya belum lihat lagi,” tutur PPTK Niko.
Sementara itu Pantauan wartawan di lapangan, bangunan BAK dan Kantor di sampinya berada di lereng bukit di lokasi tanah yag labil dan mudah longsor, bahkan sebagian sisi kiri tampak terlihat longsoran dari perbukitan.
Sehingga dipastikan jika terjadi hujan deras bisa saja longsor menimpa proyek yang menelan anggaran Negara yang cukup fantasis. Ditambah lagi beberapa pipa ditemukan pecah dan menghambat aliran air ke penduduk Mbow dan Watatu, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala.
Kondisi itu diduga akibat perencanaan yang kurang matang sehingga asas manfaat dan pemanfaatanya dipastikan tidak lama digunakan oleh masyarakat.
Namun PPTK membantah soal perencanaan tidak matang dan proyek terancam longsor. “Tidak benar tidak sesuai rencana dan tanah labil itu,” tutup PPTK. ***
