Merasa Bersalah Padahal Jadi Korban? Bisa Jadi Kamu Kena Gaslighting Oleh Pasangan

photo author
- Jumat, 29 April 2022 | 17:49 WIB
Kenali Apa Itu Gaslighting dan Tanda Kamu Jadi Korbannya, Serta Cara Mengatasi Gaslighting Dalam Hubungan (foto: pixabay)
Kenali Apa Itu Gaslighting dan Tanda Kamu Jadi Korbannya, Serta Cara Mengatasi Gaslighting Dalam Hubungan (foto: pixabay)

iNSulteng - Adanya pertengkaran dalam setiap hubungan merupakan bumbu yang biasa terjadi. Namun, pertengkaran ini akan menjadi bahaya ketika sudah berujung pada gaslighting.

Sayangnya, tidak sedikit dijumpai pasangan yang mengalami gaslighting tetapi mereka tidak menyadarinya sama sekali.

Alhasil, gaslighting ini berujung pada korban yang mengalami kecemasan, depresi, PTSD, sulit membuat keputusan, tidak percaya diri dan sebagainya.

Baca Juga: Polisi Ungkap Faktanya Terkait Viralnya Video Warga Blokade Tol Cipularang

Baca Juga: Tertimbun Longsor, 12 Wanita Penambang Emas Di Sumut Tewas

Gaslighting sendiri adalah tindakan pelecehan emosional dengan memanipulasi kebenaran yang membuat korban meragukan kenyataan yang mereka alami sendiri.

Melansir dari The Healthy, Robin Stern, PhD, seorang psikonalis, mengatakan bahwa meski tidak terlihat parah seperti pelecehan lainnya, tetapi gaslighting memiliki bahaya yang sama besar.

Lebih lanjut, Stern mengatakan bahwa ketika rasa realitas yang kamu miliki dirusak oleh seseorang yang dicintai, kamu akan terjebak dalam perasaan yang buruk dan gila sepanjang waktu.

Tindakan gaslighting ini umumnya terjadi dalam hubungan yang erat seperti pasangan, keluarga, pertemanan hingga lingkungan kerja.

Stephani Sarkis, PhD, seorang psikoterapis, mengatakan pelaku gaslighting umumnya akan menunjukkan seluruh kasih sayangnya untuk mendapatkan kendali atas diri kamu.

Begitu kamu jatuh dalam perhatian dan kasih sayang yang diberikan, mereka akan mulai mengkritik dan mengambil kontrol atas diri kamu dengan dalih mencintai.

Mereka akan memutarbalikkan fakta yang terjadi serta menjadikan kamu sebagai pelaku dan mereka sebagai korban.

Alih-alih mendapat permohonan maaf, korban malah dibuat merasa bersalah dan meminta maaf atas emosi yang ia rasakan terhadap si pelaku.

Padahal, dalam situasi tersebut korban tidak seharusnya meminta maaf atas kejadian yang menimpa dirinya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Situr Wijaya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X