Simulasi: Gempa M 8,8 Guncang Jogja, Tsunami Menghantam Bandara YIA Dipinggir Pantai!

photo author
- Kamis, 31 Maret 2022 | 11:28 WIB
Ilustrasi Gempa Jepang (Kyodo News)
Ilustrasi Gempa Jepang (Kyodo News)

iNSulteng – Gempa M 8,8 mengguncang Jogja dan mengakibatkan tsunami, Bandara YIA yang berlokasi di bibir Pantai Bantul, juga terdampak parah.

Sejumlah petugas berupaya menyelamatkan penumpang agar tidak terjadi korban jiwa saat sirene atau peringatan tsunami datang setelah gempa M 8,8 mengguncang Jogja.

Disclaimer, ini hanya simulasi yang dilakukan manakala terjadi gempa dengan M 8,8 di Jogja di kemudian hari.

Baca Juga: Lintasarta Layani 2.400 Pelanggan di Era Digital, Jaringan Cepat Siap 24 Jam Membangun Negeri

Baca Juga: Kejari Touna Canangkan Rumah RJ di Desa SabuliratobaBaca Juga: 5 Jenis Makanan Bisa Jadi Alternatif Pengencer Darah

Dilansir dari Antara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) menggelar simulasi gempa dan tsunami guna mewujudkan infrastruktur kritis tangguh bencana.

Dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu, simulasi tersebut telah dilakukan sebanyak dua kali, di mana sebelumnya dilakukan pada tahun 2020.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan bahwa potensi gempabumi megathrust di Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta, dapat memicu tsunami yang dapat melanda kawasan YIA.

Menurut Daryono, zona megathrust selatan Jawa adalah ancaman nyata. Hal ini didasarkan pada beberapa fakta.

"Pertama, keberadaan sumber gempa potensial pada bidang kontak antara Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia, Kedua, aktivitas kegempaan yang terus aktif hingga saat ini dan Ketiga, catatan sejarah gempa besar yang memicu tsunami pada masa lalu, ” ujar Daryono.

Dari katalog BMKG mencatat bahwa tsunami pernah terjadi beberapa kali di pantai selatan Jawa, seperti Tsunami Banyuwangi 1818, Tsunami Jawa 1840, Tsunami Pacitan 1859, Tsunami Kebumen 1904, Tsunami Jawa 1921, Tsunami Pangandaran 1957, Tsunami Banyuwangi 1994, dan Tsunami Pangandaran 2006.

Daryono menambahkan upaya mitigasi konkret di lingkungan bandara dalam menciptakan keselamatan dan tanpa jatuh korban (zero victim) bagi pengguna bandara di pantai rawan tsunami bukan tidak mungkin. Pelajaran tersebut dapat diambil dari peristiwa tsunami destruktif Tohoku Jepang yang dipicu gempa magnitudo 9,0 pada 11 Maret 2011.

Menurut dia, tsunami dahsyat yang melanda Sendai Airport saat itu dapat diantisipasi dengan cepat dan cermat oleh petugas bandara. Semua skenario evakuasi berjalan sukses sesuai rencana, meskipun terjadi kerusakan dan kerugian material yang besar di lingkungan Sendai Airport, tetapi tidak ada korban yang jatuh.

"Keberhasilan sistem mitigasi tsunami di Sendai Airport kiranya menjadi contoh terbaik untuk menegaskan bahwa prosedur yang tepat dalam mengelola krisis ternyata dapat menyelamatkan nyawa orang banyak," kata dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Situr Wijaya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X