Viral Kisah Mobil Terhalang Demo Blokir Jalan di Parigi Moutong, Korban Meninggal Karena Tak Bisa Dibawa ke RS

photo author
- Rabu, 23 Februari 2022 | 13:40 WIB
Basri alias pak along menceritakan kisah pilu kakaknya yang tak bisa dibawa ke Rumah sakit karena terhalang demo blikir jalan di Parigi Moutong, pada Sabtu 12 Februari 2022 lalu.
Basri alias pak along menceritakan kisah pilu kakaknya yang tak bisa dibawa ke Rumah sakit karena terhalang demo blikir jalan di Parigi Moutong, pada Sabtu 12 Februari 2022 lalu.

iNSulteng – Unjuk rasa menolak tambang dengan melakukan blokade jalan Trans Sulawesi di Desa Sinei, Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), pada Sabtu 12 Februari 2022 lalu, masih menyisakan cerita pilu.

Salah satunya dialami Basri atau biasa disapa Pak Along, warga Desa Paranggi Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong, sebagaimana video yang beredar di media sosial WhatsApp.

Basri mengungkapkan, saat itu kakaknya dalam kondisi sakit keras dari Desa Kota Raya, untuk dibawa dengan mobil pribadi ke RSUD Parigi, namun tertahan karena adanya demo yang dilakukan masa yang unjuk rasa.

Baca Juga: Tokoh Muda Alkhairaat Desak Polisi Usut Aktor dan Donatur Demo Berujung Kematian di Parigi Moutong

Baca Juga: Pelaku Pengeroyok Ketua DPP KNPI Dibayar Rp1 Juta

Saat aksi blokir jalan itu, tak ada satupun kendaraan yang boleh melintasi jalur Trans Sulawesi tersebut. Termasuk mobil yang membawa kakaknya tidak diberikan akses untuk lewat sehingga tak bias amendapt perawatan medis di RSUD Parigi.

Akibat tak bisa mendapat perawatan medis sebagaimana mestinya di rumah sakit, korban bernama Masni itupun meninggal dunia pada Minggu 13 Februari 2022 pagi.

Dalam video berdurasi 1 menit 27 detik itu, Basri menceritakan awalnya ia dihubungi keluarganya yang membawa kakaknya (almarhum Masni).

“Ini jalan jangankan mobil, motor saja susah untuk tembus. Jadi saya sempat bilang paksakan saja kemari, nanti saya jemput saya pikul, saya punya kakak” ungkap Basri

"Tetapi mereka tetap tidak siap, karena kemacetan cukup jauh sampai 10 Kilometer," sambung Basri.

Basri juga berupaya untuk menghubungi keluarganya yang ada di Desa Sinei Kecamatan Tinombo Selatan, tetapi kata Basri mereka tidak bisa membawa korban karena kemacetan yang cukup panjang.

"Saya bilang, termasuk kakak saya ini ya saya kembalikan kepada Tuhan karena ajalnya,” tambah Basri.

Basri menuturkan, kita sebagai manusia harus tetap berusaha. Tetapi itu semua terhalang karena ada unjuk rasa dengan cara memblokir jalan tersebut.

Baca Juga: Ayu Aulia Coba Bunuh Diri, Ada yang Halangi Polisi Masuk TKP

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sutrisno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X