Dia mengatakan di BKD yang mengurus SK tersebut di bagian kepegawaian, namun Arif mengaku tidak tahu lewat siapa.
“Saya ditanya kemarin (oleh BKD), ini pak Zul mau mutasi kemana, dia bermohon di dua sekolah SDN 1 dan SDN 8. Jadi begini itu ful gurunya gak bisa di situ, tapi maunya yang bersangkutan di situ. Jadi bukan kita yang mengusulkan, dia punya mau sendiri,” tambah Kepala P2TK Disdik Donggala.
Sementara itu Kepala BKSDM Donggala Isngadi ditemui media ini belum lama ini juga membantah sengaja menempatkan Zulkifli ke sekolah yang sudah ful ada gurunya.
Menurut Isngadi, Karena awal usulan tersebut semua dari Dinas Pendidikan terlebih dahulu, lalu ke BKPSDM.
“Apapun nanti hasil dari Dikjar itu yang kami tindaklanjuti,” kata Isngadi belum lama ini ditemui di kantornya.
Isngadi mengatakan yang lebih paham soal teknisnya adalah Dinas Pendidikan, dan BKPSDM tidak langsung ambil alih kasus perseteruhan antara Zulkifli dan Nurlaela tersebut.
“Saya hargai juga dinas itu,” ujar Isngadi.
Ia juga mengatakan akan mengundang Arif untuk membahas masalah Zulkifli dengan Nurlaela tersebut agar bisa diselesaikan secepatnya.
Namun hingga 20 Maret 2025 nampaknya belum ada penyelesaikan agar Zulkifli dikembalikan ke sekolah asal lagi, sehingga Nurlaela kembali menghadap Dinas Pendidikan. Namun bukan malah membuahkan hasil, malah sebaliknya.
Dia juga berharap agar Bupati Donggala Vera Laruni bisa mengevaluasi pejabat Dinas Pendidikan dan BKPSD yang dinilai menzilimi dan semena-mena terhadap guru.
“Saya memohon juga kepada ibu bupati agar pajabat/staf yang andil menerbitkan SK Zulkifli tujuan menyingkirkan saya, Kiranya ibu Vera copot jabatannya dan mutasi ke tempat jauh atau nonjobkan saja sekalian, terimakasih,” tegas Nurlaela.***
