Kualitas Proyek Jalan Nasional Sulawesi Tengah di Bawah Standar, Anggaran Miliaran Rupiah Terbuang Percuma
iNSulteng - Masyarakat Sulawesi Tengah mengeluhkan kerusakan parah pada sejumlah ruas jalan nasional yang baru selesai dikerjakan pada 2023. Hanya dalam waktu kurang dari setahun, jalan tersebut mulai mengalami kerusakan serius, terutama di ruas yang masuk dalam Satuan Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah II. Proyek yang menelan anggaran negara hingga puluhan miliar rupiah ini menimbulkan pertanyaan besar terkait kualitas pengerjaan yang dilakukan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, proyek pemeliharaan rutin jalan tahun 2023 ini berada di bawah kepemimpinan Arif Syarif Hidayat sebagai Kepala Balai Jalan Nasional Sulawesi Tengah, yang kini menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Jembatan Wilayah III di Dirjen Bina Marga Kementrian PU. Pada tahun 2023, sebanyak 16 paket pekerjaan pemeliharaan jalan di Sulawesi Tengah didistribusikan melalui E-Katalog di tiga wilayah PJN: Wilayah I, II, dan III.
Proses Pemeliharaan: Program Padat Karya yang Disorot
Pelaksanaan pemeliharaan jalan ini menggunakan pendekatan padat karya, yang melibatkan kontraktor lokal untuk mempekerjakan masyarakat setempat. Meskipun program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar. Namun menurut sumber, pendekatan tersebut tidak memberikan dampak yang diharapkan dalam aspek kualitas jalan. Pekerjaan pemeliharaan rutin ini mencakup pengendalian tanaman dan pembersihan drainase.
Sesuai dengan Spesifikasi Umum Tahun 2018, Divisi 10, drainase jalan harus bebas dari penyumbatan, dan seluruh tanaman liar yang mengganggu pandangan serta tepi jalan harus dikendalikan.
“Indikasi pekerjaan ini tidak sepenuhnya mengikuti spesifikasi, terutama di beberapa ruas PJN Wilayah II dan III yang menunjukkan kerusakan parah,” ujar sumber beberapa waktu lalu kepada media ini.
Anggaran Miliaran dan Hasil yang Mengecewakan
Sumber terpercaya media ini menyatakan keprihatinannya atas kondisi jalan yang menggunakan dana besar, namun tidak menunjukkan kualitas yang sebanding. Sistem pengadaan barang/jasa melalui E-Katalog, yang awalnya diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih cepat, transparan, dan berkualitas, justru menimbulkan kekecewaan.
“Sangat disayangkan kondisi jalan ini, yang sudah banyak berlubang meski belum genap setahun pasca-perbaikan. Kami menduga, pemeliharaan jalan ini hanya mengejar kuantitas dan mengabaikan kualitas,” ujar sumber tersebut, yang enggan disebutkan namanya.
Menurutnya, kerusakan jalan paling parah terjadi di ruas PJN Wilayah II dan III, sementara kerusakan ringan ditemukan di beberapa titik di PJN Wilayah I. Ia berharap pemerintah segera mengambil tindakan evaluatif, memastikan proyek pemeliharaan jalan ke depan lebih mengutamakan kualitas dan keberlanjutan.
Kasus ini menimbulkan dugaan bahwa proyek-proyek infrastruktur dengan skema E-Katalog yang bertujuan untuk efisiensi malah berpotensi mengabaikan aspek kualitas, sehingga mengorbankan kepentingan masyarakat pengguna jalan.
Kualitas Proyek Jalan Nasional di Sulteng Jadi Sorotan Media