iNSulteng - Komunitas Swabina Pedesaan (KSP) Sangurara Pombewe, yang juga terhubung dengan Bina Desa (BD) beberapa tahun terakhir ini melakukan advokasi bagi penyintas bencana alam yang melanda Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Sigi, pada 28 September 2018 silam.
Tujuannya, adalah untuk memperoleh hak-hak penyintas dari Pemerintah Kabupaten Sigi.
Koordinator KSP, Sunardi, mengatakan, saat ini KSP telah melakukan upaya advokasi terhadap 300 orang penyintas di tiga desa di Kabupaten Sigi.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Alokasi APBDes untuk BLT Dana Desa 2021
Baca Juga: Pemdes Ini Salurkan BLT Dana Desa Kepada 120 KPM Periode Bulan Februari
"36 KK yang disebut KK Gendong, saat ini belum mendapatkan kepastian Huntap. Itu yang kami lakukan advokasi," katanya.
Bukan hanya sebatas Huntap bagi korban, KSP juga melakukan advokasi terkait bantuan dana stimulan yang belum diterima oleh penyintas, santunan dana duka dan perbaikan sumber-sumber air irigasi.
Lebih lanjut, Sunardi menjelaskan, langkah awal advokasi KSP ini melakukan investigasi guna mengetahui kondisi terakhir dari para penyintas bencana.
"Sedikitnya ada tiga desa yang kami lakukan investigasi. Pombewe, Lolu, dan Desa Jono Oge," kata Sunardi.
"KSP menggunakan sekira 100 responden penyintas bencana dalam satu desa yang ada. Tujuannya untuk mengetahui permasalahan penyintas secara konfrehensif," lanjutnya.
Selaku koordinator advokasi KSP, Sunardi juga mendukung atas upaya – upaya Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapata terkait dengan program bantuan rumah khusus bagi masyarakat terdampak bencana yang saat ini belum sepenuhnya terpenuhi.
Baca Juga: Curiga Ada Skenario Pengkudetaan Partai Golkar, Rocky Gerung : Mengorbankan Azis Syamsuddin
"Saya berharap, KSP dan Pemda Sigi kedepan bisa bersinergi dalam kerja-kerja penyelesaian pemenuhan hak-hak para penyintas bencana alam di daerah ini," imbuh Sunardi. ***