Tidak berhenti di situ saja, kengerian temuan pada otopsi Brigadir J masih terus berlanjut.
Saat awal otopsi kedua dilakukan, otak dari Brigadir J ternyata sudah tidak berada di tempat seharusnya, yakni kepala.
Malahan yang ditemukan adalah 6 retakan pada bagian dalam tengkorak kepala, yang diduga sebagai akibat dari tembakan tadi.
Baru pada saat otopsi dilanjutkan dengan membuka bagian dada Brigadir J, ditemukanlah sebuah plastik yang ketika diangkat, ternyata berisi jaringan otak yang dikira hilang tadi.
Ini semakin menimbulkan banyak pertanyaan dan semakin kuatnya dugaan yang telah beredar sebelumnya, bahwa ada rahasia besar yang diketahui oleh Brigadir J, hingga menyebabkan dia harus tewas di tangan Bharada E.
Pertanyaan terbesar dari penemuan kasat mata selama proses otopsi kedua ini berlangsung adalah, luka tembak yang diketahui hanya ada 5, lantas mengapa bisa ada luka-luka lainnya?
Luka lain yang dimaksud oleh Kamaruddin Simanjuntak di sini adalah pada bagian kantung mata Brigadir J, area pelipis (dekat alis) sebelah kanan, luka terbuka di area bahu sebelah kanan dan luka pada jari kelingking dan jari manis sebelah kiri, serta patahnya pergelangan tangan kiri Brigadir J.
Bukan hanya itu saja, sejumlah luka lain juga ditemukan pada jenazah Brigadir J, seperti luka lebam kehitaman pada lipatan paha sebelah kiri, belum lagi luka terbuka tepi rata di pergelangan kaki kiri yang masih belum diketahui jelas apa penyebabnya, karena perlu penelitian lebih lanjut di Jakarta.
Selanjutnya, fakta mengejutkan lainnya juga diungkapkan oleh Kamarudiin Simanjuntak, bahwa kaki kanan Brigadir J ternyata sudah tidak lurus lagi, atau dengan kata lain mengalami pembengkokan.
“Dulu waktu dilahirkan sempurna, waktu melamar jadi polisi masih sempurna, tapi ketika meninggal tidak sempurna lagi,” ungkap Kamaruddin Simanjuntak.
Padahal yang justru mengalami kekerasan cukup parah hingga menimbulkan luka adalah kaki sebelah kiri Brigadir J.
Namun pada temuan tim forensik, kaki kanan Brigadir J malah mengalami pembengkokan yang hingga saat ini belum diketahui pasti apa penyebabnya.
Menanggapi pemaparan ini, Refly Harun menanyakan terkait time frame yang sempat menyebutkan bahwa saat pulang dari Magelang, terekam dalam sebuah CCTV, semua pihak terkait termasuk almarhum Brigadir J masih dalam keadaan sehat dan bugar pada pukul 15.30 WIB.
Ini tentunya berdasarkan pernyataan dari Komnas HAM yang mengatakan bahwa pihaknya sudah memeriksa 20 CCTV yang diberikan oleh Polri.
Hal ini lantas dipertanyakan Kamaruddin, “Apa buktinya? Apakah CCTV-nya sudah diperiksa dan diuji oleh ahli digital forensik?”.