iNSulteng – Kabar menghebohkan dunia pernah terjadi setelah presiden tewas saat pesawat yang dia tumpangi jatuh.
Bagaimana kisahnya? Berikut mengenang kembali jatuhnya pesawat yang di tumpangi presiden di wilayah ini.
Melansir BBC History, kecelakaan ini terjadi pada 6 April 1994, presiden negara-negara Afrika yakni Rwanda dan Burundi tewas dalam kecelakaan pesawat di dekat ibu kota Rwanda, Kigali. Mereka adalah Presiden Rwanda Juvenal Habyarimana dan Presiden Burundi Cyprian Ntayamira.
Baca Juga: 4 Amalan Dahsyat Hari Jumat yang Datangk Rezeki Lancar dan Pahala Bertambah!
Baca Juga: Pesawat Kepresidenan Jatuh Saat Terbang dari Polandia ke Rusia, Presiden Tewas, Ini Kisahnya!
Terdapat 10 orang di dalam pesawat yang semuanya tewas karena dijatuhkan oleh tembakan roket. Awalnya kedua presiden dalam perjalanan kembali dari pertemuan para pemimpin Afrika timur.
Polisi Tangani Lima Kasus Hoaks Soal Wabah Covid-19 Hatta Ali Dukung Ketua MA Terpilih Bank Bukopin Kantongi Laba Bersih Rp 217 Miliar
Mereka tengah berada di Tanzania di mana keduanya membahas cara untuk mengakhiri kekerasan etnis di Burundi dan Rwanda. Pertikaian berdarah antara suku Hutu yang merupakan mayoritas dan suku minoritas Tutsi memang telah menjangkiti kedua negara bagian Afrika tengah selama berabad-abad.
Di Burundi kekerasan kemanusiaan sudah sangat buruk. Lebih dari 100 ribu orang terbunuh sejak pembunuhan presiden pertama yang terpilih secara demokratis di negara itu.
Sementara di Rwanda, koalisi Hutu Presiden Habyarimana mencapai kesepakatan damai Agustus lalu dengan pemberontak Front Patriotik Rwanda (RPF), yang sebagian besar terdiri dari suku Tutsi. Tetapi mereka gagal menyetujui pemerintahan transisi.
Kematian para presiden tampaknya akan membuat situasi di kedua negara bagian menjadi lebih buruk. Pertempuran sengit telah dilaporkan di sekitar istana presiden di Rwanda setelah berita kematian menyebar.
Kantor-kantor berita di Kigali mengatakan ledakan telah mengguncang kota itu tetapi tidak jelas siapa yang terlibat dalam pertempuran. Duta Besar Rwanda untuk PBB Jean Damascene Bizimana mengatakan kematian presiden merupakan pembunuhan.
Anggota Dewan Keamanan PBB menyerukan mengheningkan cipta bagi tewasnya kedua presiden dan meminta ketenangan sementara kecelakaan itu diselidiki. Dari tahun 1890 hingga 1962, Rwanda dan Burundi adalah satu negara yakni Ruanda-Urundi.
Wilayah itu di bawah kendali Jerman dan kemudian Belgia. Belgia mendukung pemerintahan raja Tutsi atas mayoritas Hutu sehingga memperburuk perasaan buruk di antara suku-suku.