Digitalisasi Dorong Investasi Kian Diminati Kaum Muda di Indonesia

photo author
- Senin, 3 Oktober 2022 | 20:35 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/10/2022), seusai mengikuti rapat internal terkait persiapan KTT G20 yang dipimpin Presiden Joko Widodo.(Antara/Desca Lidya Natalia)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/10/2022), seusai mengikuti rapat internal terkait persiapan KTT G20 yang dipimpin Presiden Joko Widodo.(Antara/Desca Lidya Natalia)

iNSulteng - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, generasi muda sekarang ini banyak terjun ke dunia investasi. Namun dia mengingatkan, agar mereka lebih berhati hati dalam memilih instrumen investasi.

“Agar generasi muda hendaknya tetap menyeimbangkan antara investasi yang agresif dan investasi konservatif. Hal tersebut penting karena investasi konservatif tetap memiliki faktor keamanan lebih tinggi.” ucap Airlangga dalam rilis yang diterima.

Menanggapi hal tersebut, Ekonom INDEF, Nailul Huda mengatakan meningkatnya jumlah investor muda di Indonesia adalah ‘blessing in disguise’ kencangnya digitalisasi pada masa pandemi.

Baca Juga: Pengumuman Capres Bisa Kerek Elektabilitas Parpol

Baca Juga: 2 JAGOAN! Honda Luncurkan Airblade 125 dan 160 untuk Lawan Yamaha Aerox, Harga Rp24 Jutaan

“Pilihan investasi juga semakin banyak karena didorong oleh digitalisasi di sektor jasa keuangan. Makanya banyak anak muda yang berinvestasi di masa pandemi, baik di pasar saham dan aset kripto. Kemudahan berinvestasi menjadi salah satu alasan mereka untuk berinvestasi,” kata Nailul Huda hari ini (3/10).

Namun memang dia katakan, pemilihan jenis investasi akan sangat mempengaruhi kemakmuran investornya dan perlu berhati-hati. “Zamannya sekarang udah berubah juga. Dengan hanya mengandalkan gadget saja skrg anak-anak muda ini bisa menghasilkan bahkan bisa lebih banyak dibandingkan dengan investasi di sektor riil,” sebut Nailul.

Investasi ‘jaman now’ dilakukan secara digital, melalui Fintech terdaftar di OJK. Data KSEI menunjukan bahwa per April 2022, 60,29% investor pasar modal berusia di bawah 30 tahun, yang rata-rata masih berada di awal dan pertengahan karir profesionalnya.

Dalam sebuah survei yang dilakukan CELIOS beberapa waktu lalu, disebutkan bahwa berinvestasi di platform investasi digital dianggap sebagai aksi berkontribusi terhadap peningkatan sektor teknologi informasi, membantu pendanaan perusahaan, dan efek penciptaan tenaga kerja dari investasi.

Hal ini menjadi indikasi positif bahwa platform investasi digital mampu mendorong terciptanya investment-oriented society atau masyarakat yang melek investasi.

Dunia memang tengah bergerak lebih dalam ke arah digitalisasi. Menko Airlangga sendiri menyebutkan, “Hampir seluruh negara, termasuk Indonesia, menggunakan digitalisasi sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi dan menggunakan digitalisasi sebagai tempat untuk penciptaan lapangan pekerjaan,” kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini.

“Jadi memang kalo kita melihat dalam masa pandemi seperti ini, digitalisasi menjadi salah satu penyelamat konsumsi masyarakat. Dengan digitalisasi kegiatan usaha masih cukup berjalan di masa pandemi. Bahkan di bidang perdagangan online, kenaikan transaksi bisa dua kali lipat ketika pandemi,“ tandas Nailul.

Peluang

Sementara itu, Pakar teknologi informasi dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB) Agung Harsoyo mengungkapkan LEO merupakan peluang Indonesia untuk bisa melakukan transformasi digital di seluruh pelosok Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Situr Wijaya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X