Menunggu Realisasi Janji Pemerintah, Kemenaker Ungkap 10,7 Juta Warga Indonesia Butuh Kerja

photo author
- Sabtu, 27 September 2025 | 10:29 WIB
Foto ilustrasi - Kemenaker sebut 10,7 juta warga Indonesia butuh pekerjaan. (Freepik/rawpixel.com)
Foto ilustrasi - Kemenaker sebut 10,7 juta warga Indonesia butuh pekerjaan. (Freepik/rawpixel.com)

iNSulteng - Persoalan lapangan kerja saat ini menjadi salah satu PR yang masih harus dicari jalan keluarnya oleh pemerintah.

Angkatan kerja yang setiap tahunnya selalu bertambah membuat potensi pengangguran pun makin besar jika tak dibarengi dengan ketersediaan lapangan kerja.

Angka pengangguran juga bisa makin naik jika sebelumnya masih ada yang belum terserap dan ditambah dengan lulusan baru yang masuk ke dunia kerja.

Baca Juga: Tragedi Makanan Bergizi Gratis: Alur Distribusi Panjang Jadi Biang Kerok Keracunan Massal?

Baca Juga: Mediapreneur Talks 2025 di Kota Surabaya: Promedia Rangkul Para Jurnalis Pertahankan Brand Media di Tengah Tantangan era Digital

10 Juta Orang per Tahun di Indonesia Butuh Kerja 

Kepala Pusat Pasar Kerja Kementerian Ketenagakerjaan, Surya Lukita Warman, mengungkapkan bahwa setiap tahunnya ada 10,7 juta orang di Indonesia yang butuh pekerjaan setiap tahunnya.

Permasalahan penumpukan angkatan kerja yang menganggur sebelumnya ditambah dengan angkatan kerja baru ini juga jadi sorotan.

“Ada 10,7 juta orang yang butuh pekerjaan harus diopeni (diperhatikan) di mana amanat UUD 1945, seluruh warga negara berhak atas pekerjaan dan penghasilan layak untuk penghidupan,” ujar Lukita dalam acara media briefing di Kantor Pusat Pasar Kerja Kemenaker di Jakarta pada Jumat, 26 September 2025.

Angka tersebut tidak termasuk sebagai angkatan kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun yang memilih keluar dari pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan baru.

Angka Pengangguran di Indonesia yang Masih Tinggi

Lukita menambahkan bahwa saat ini ada 7,2 juta warga Indonesia yang masih menganggur.

Meski hitungan angkanya besar, namun dari persentase adalah 4,8 persen di mana jumlah tersebut adalah paling rendah sejak reformasi.

“Setiap tahun 3,5 juta lulusan dari pendidikan, baik itu SMK, SMA, maupun universitas yang masuk ke pasar kerja,” terangnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Andalas

Tags

Rekomendasi

Terkini

X