iNSulteng - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan strategi untuk menarik investor ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu di Sulawesi Tengah, yakni dengan tidak meninggikan harga lahan dan memberikan insentif kepada investor.
Hal itu diungkapkan Bahlil dalam kunjungan kerjanya ke KEK Palu, Sulawesi Tengah, Rabu 19 Mei 2021. Ia optimis pengembangan KEK Palu dapat berjalan baik seperti Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah, dengan reformulasi strategi tersebut.
"Jangan sampai kita berpikir menjadi kontraktor properti. Kalau kita buat kesepakatan, maka proses promosinya ditarik oleh negara, jadi tidak lagi KEK jalan sendiri. Caranya, tanahnya jangan dibuat mahal, izinnya diurus oleh negara, insentifnya kita kasih. Jadi jangan investor datang merasa takut duluan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu 19 Mei 2021.
Baca Juga: BSU BPJS Ketenagakerjaan Cair Habis Lebaran 2021 Tidak Untuk Semua Pekerja
Bahlil mengungkapkan dirinya diberi perintah khusus oleh Presiden Jokowi untuk mengunjungi 15 KEK, termasuk KEK Palu di Sulawesi Tengah, untuk melihat secara langsung kondisi KEK Palu dan membuat formulasi yang diperlukan untuk mendorong percepatan pengisian tenant (penyewa).
Menurut Bahlil, permasalahan yang dihadapi oleh KEK Palu saat ini yaitu terkait infrastruktur dan tenant.
"KEK jangan menjadi kawasan industri tanah. Perlu ada formulasi kebijakan untuk menarik tenant ke KEK Palu. Ini harus kita selesaikan. Bila perlu kita akan membuat kebijakan investasi yang memberikan insentif lebih dibandingkan KEK lain. Karena KEK Palu ini masuk dalam PSN (Proyek Strategis Nasional) dan strategi pengembangan kawasan timur yang menjadi perhatian khusus pemerintah pusat," katanya.
Baca Juga: BSU BPJS Ketenagakerjaan Cair Habis Lebaran, Menteri Keuangan Bilang Begini !
KEK Palu di Provinsi Sulawesi Tengah merupakan kawasan pertama yang didesain pemerintah sebagai pusat logistik terpadu dan industri pengolahan pertambangan di koridor ekonomi Sulawesi.
Saat ini, telah ada enam tenant yang menempati 400 hektare, dari total 1.500 hektare lahan yang tersedia. Ada pun enam tenant tersebut bergerak di sektor industri aspal, keramik, furnitur, pertanian dan pengolahannya.
Bahlil menegaskan bahwa tujuan dari pembangunan KEK dan kawasan industri lainnya adalah mempermudah investor dari sisi perizinan dan implementasi sehingga belanja modal (capital expenditure/capex) tidak mahal, dan pada akhirnya menarik minat investor untuk melakukan hilirisasi industri.
Baca Juga: Komnas PA Dukung Polisi Jemput Paksa AT Anak Anggota DPRD Bekasi
Andi Mulhanan Tombolotutu, Direktur Utama PT Bangun Palu Sulawesi Tengah, yang merupakan Badan Usaha Pengelola (BUP) KEK Palu, mengungkapkan salah satu kendala yang dihadapi dalam pembangunan KEK Palu yaitu infrastruktur dalam kawasan.
Hal tersebut dikarenakan adanya kesulitan pendanaan akibat pengalihan pendanaan untuk pemulihan bencana yang terjadi 2018 lalu, dan adanya pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak 2019 akhir. Sehingga saat ini pihak pengelola bekerja keras mencari mitra untuk membangun infrastruktur di dalam kawasan, seperti jalan, drainase, air, gas, listrik, dan sarana penunjang lainnya.