iNSulteng - Sebagian petani di Sulawesi tepatnya di Kabupaten Banggai sangat bergantung hidup pada tanaman Nilam.
Betapa tidak, selain bisa dipanen berkali-kali, tak sedikit petani yang menghasilkan belasan juta hingga puluhan juta setiap kali panen nilam
Tanaman pengahasil minyak Atsiri ini diminati petani karena harganya yang cukup tinggi dibanding tanaman kebun lainnya. Karena minyak yang dihasilkan bisa dibandrol dengan harga ratusan ribu per kilogram.
Baca Juga: Petani Porang Bisa Hasilkan Hingga Ratusan Juta, Lakukan Ini Kalau Mau Hasil Panen Maksimal
Namun produksi minyak nilam di Indonesia masih terbatas dan produksinya belum optimal.
Di Kecamatan Kutasari misalnya, ada lebih 100 hektare tanaman nilam yang dibudidayakan oleh petani, diantaranya Cendana, Candiwulan, Candinata dan Karangcegak.
Disadur melalui Dinpertan.purbalinggakab.go.id, tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi dengan ketinggian optimal 10-400 mdpl, curah hujan antara 2500 – 3500 mm/th dan merata sepanjang tahun, suhu 24 – 280C, kelembaban lebih dari 75%, intensitas penyinaran matahari cukup, tanah subur dan gembur kaya akan humus.
Baca Juga: Pengadaan Masker Pada Pilkada Banggai 2020 Jadi Soal
PEMBIBITAN
Stek diambil dari batang atau cabang yang sudah mengayu dari bagian tengah, berdiameter 0,8-1,0 cm, + 15-23 cm dan paling sedikit 3-5 mata tunas
Siapkan bedengan persemaian, ukuran lebar 1,5 m, tinggi 30 cm dan panjang tergantung kebutuhan, parit selebar 30-40 cm dan dalamnya + 50 cm
Tanah bedengan diolah sampai gembur dicampur pasir dengan perbandingan 2:1 dan selanjutnya diberi pupuk kandang matang
Buat naungan menghadap ke timur dengan ketinggian 180 cm timur dan 120 cm barat, letakkan daun kelapa atau alang-alang di atas para-para
Stek ditanam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm dan jarak tanam 10 x 10 cm
Baca Juga: Gubernur Sulteng Minta Putera Aburizal Bakrie Perioritaskan Tenaga Kerja Lokal