iNSulteng – Keterangan yang berbeda di persidangan Randi Badjideh membuat hakim kembingungan dengan Randi.
Entah apakah penyebab keterangan berbeda-beda atau memang Randi sengaja membuat Hakim pusing dan kebingungan.
Lanjut, ataukah Randi yang sudah terlalu stress menghadapi masalah besar yang dipastikan akan mengantarkan dirinya ke jurang kehancuran.
Baca Juga: Daftar Mutasi Polri Juni 2022, Kapolda Papua Barat Diganti!
Baca Juga: Tarif Listrik Diatas 3500 VA 2022 Naik, Cek Rinciannya!
Sidang kasus kematian Astri dan Lael dengan terdakwa Randi Badjideh terus digelar. Pada sidang yang digelar Senin (20/6/2022), di PN Kupang, Hakim dan JPU pertanyakan keterangan Randi Badjideh yang berbeda dengan petunjuk GPS Mobil Rush yang digunakan terdakwa.
Wari Juniati selaku Hakim Ketua yang memimpin jalannya sidang tersebut menilai ada kejanggalan dari keterangan Randi Badjideh jika dibandingkan dengan GPS mobil Rush yang diterangkan saksi ahli.
Sesuai keterangan saksi ahli, kata dia, pada tanggal 29 Agustus 2021, sekitar pukul 01.45 Wita, sesuai GPS yang ada pada Mobil Rush yang diparkir pada kantor BPK Perwakilan NTT, ada pergerakan.
ASementara Menurut Randi Badjideh, pada tanggal 29 Agustus sekitar pukul 7 malam, ia memarkir mobil jenis Rush pada parkiran belakang gedung arsip kantor BPK Perwakilan NTT bersama jenazah Astri dan Lael.
"Ada pergerakan mobil Rush itu, saat tanggal 29 kurang lebih pukul 01.45 dini hari, itu siapa yang bawah mobil?," tanya hakim Wari Juniati.
Terdakwa Randi Badjideh, menjelaskan bahwa saat itu, Ia bersama istrinya, Ira Ua berada di rumah mereka yang terletak di wilayah Alak, Kota Kupang.
“Tidak yang mulia, malam itu saya dan isteri berada di rumah. Jadi saya tidak tahu,” ujar Randy.
Meskipun Hakim Wari Juniati menekankan adanya pergerakan mobil Rush di kantor BPK Perwakilan NTT, terdakwa Randi Badjideh tetap pada pendiriannya.
"Yang mulia, saya tidak tahu saat itu saya simpan di kantor dan kunci saya bawah," balas terdakwa Randi Badjideh.