iNSulteng - Seorang pasien bernama Mistono (59), warga Desa Gondang, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mengalami dugaan malpraktik setelah menjalani operasi di RSUD Kalisari Batang pada November 2024.
Alih-alih sembuh dari penyakit batu saluran kemih yang dideritanya, kondisinya justru memburuk hingga menimbulkan penderitaan fisik maupun sosial selama berbulan-bulan.
Lalu seperti apa kronologi yang memilukan yang dialami oleh Mistono ini, berikut rangkumannya.
Baca Juga: Barang Hasil Jerih Payah Anak-anaknya Hilang Dijarah, Uya Kuya Akui Jadi Luka yang Tak Mudah Pulih
Awalnya, operasi yang dijalani Mistono disebut berjalan lancar. Pria tersebut sempat menjalani perawatan di rumah sakit selama delapan hari sebelum akhirnya diperbolehkan pulang.
Kendati demikian, keluhan yang dirasa justru semakin parah setelah proses operasi yang dilakukan sebelumnya.
“Setelah dioperasi saya merasa sakit. Pulang delapan hari, satu minggu sakit lagi. Masuk rumah sakit lagi, terus keluar lagi,” ungkap Mistono kepada wartawan saat ditemui di rumahnya pada Jumat 26 September 2025.
“Saat saya kontrol, perawatnya bilang saya kena HIV,” lanjutnya.
Vonis tersebut membuat Mistono kebingungan. Lelaki usia 59 tahun itu bahkan sempat mengonsumsi obat HIV selama tujuh bulan meski kondisi kesehatannya tak kunjung membaik.
Tak hanya menanggung sakit fisik, Mistono juga harus menghadapi tekanan batin akibat stigma sosial. Sang istri sempat mencurigainya terlibat dalam hubungan di luar rumah tangga hingga hubungan keluarga menjadi renggang.
“Iya, namanya istri pasti curiga. Saya sampai dikucilkan, dicurigai bermain dengan wanita lain,” tuturnya lirih.
Kecurigaan tersebut akhirnya sirna setelah hasil laboratorium menunjukkan Mistono negatif atau non-reaktif HIV. Namun, meski stigma mereda, kondisi kesehatannya tetap memburuk.
Karena tak kunjung pulih, keluarga memutuskan membawa Mistono ke RS Siti Khodijah, Kota Pekalongan.