iNSulteng – Hari ini 16 Februari gempa bumi berkekuatan Magnitudo 8,5 mengguncang wilayah Padang, Pulau Nias hingga Provinsi Aceh.
Gempa dahsyat ini akibatkan tsunami dan merenggut setidaknya seribu korban jiwa di wilayah tersebut.
Peristiwa ini terjadi pada 16 Februari tahun 1861 silam. Hal ini sebagaimana ditulis Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami, Daryono, dikutip iNSulteng.com, Rabu 16 Februari 2020 di akun twitternya dengan nama @DaryonoBMKG.
Baca Juga: Olah TKP Pemblokiran Jalan, Polda Sulteng Datangkan Tim Labfor Makassar
Baca Juga: Ringkus Pelaku Pencabulan Anak, Polisi: Dilakukan di TPU
“Hari ini 161 tahun lalu, 16 Feb. 1861 terjadi gempa kuat diikuti dengan tsunami dahsyat yg melanda Air Bangis, Padang, Pulau Nias hingga Aceh. Permukiman pantai banyak yang mengalami rusak parah akibat terjangan tsunami. Ratusan orang meninggal akibat peristiwa tsunami ini,” tulisnya.
Informasi yang dihimpun iNSulteng.com, Episentrum gempa berada di 1.0°N 97.5°EKoordinat: 1.0°N 97.5°E, wilayah bencana Sumatra, Hindia Belanda.
Gempa bumi Sumatera 1861 terjadi pada 16 Februari 1861 dan merupakan gempa bumi terakhir dari serangkaian gempa bumi besar yang terjadi pada bagian segmen Sumatra di zona subduksi Selat Sunda.
Bencana ini memicu gelombang tsunami yang menyebabkan lebih dari seribu orang meninggal. Getarannya dirasakan hingga Semenanjung Melayu dan bagian timur Jawa. Bidang patah pada Gempa bumi Sumatra 2005 mirip dengan perkiraan gempa 1861.
Untuk diketahui, Pulau Sumatra berada pada batas lempeng konvergen antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Rabu 16 Februari 2022, Capricorn, Aquarius dan Pisces, Ada Perkembangan Spektakuler
Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,5 di Bayah Banten, Getaran Dirasakan Hingga Jakarta
Konvergensi antar lempeng-lempeng ini sangat miring di dekat Sumatra. Gempa bumi megathrust atau raksasa tercatat pernah terjadi pada 1797, 1833, 1861, 2004, 2005 dan 2007, sebagian besar dari gempa-gempa ini memicu gelombang tsunami yang merusak.