iNSulteng - Pembatasan waktu pembelian solar bersubsidi dikeluhkan petani di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, untuk mendapatkan bahan bakar tersebut, mereka harus mengantre beberapa jam di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
“Saya setiap hari harus menunggu selama dua jam lebih, waktu kami banyak terbuang disini,” kata Malik (38) salah satu petani asal Desa Lantapan Kecamatan Galang, saat ditemui di SPBU Sandana Selasa 27 Oktober 2020.
Puluhan petani lainnya terlebih dulu mengantre dengan menjajarkan jeriken di dekat pompa bahan bakar. Setelah menunggu selama dua jam, mereka baru mendapatkan solar bersubsidi.
Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 11 di Buka Akhir Oktober? Ini Penjelasannya
Baca Juga: Dikabarkan Hilang 9 Bulan, Istri Kim Jong Un Asik Berselancar di Facebook?
“Itu pun kalau dapat kalau tidak dapat solar kita harus kembali lagi antri besok ,” jelas Malik.
Hal senada juga di sampaikan Suardi salah satu petani dari desa lakatan Kecamatan Galang.
“Kita dari pukul 7.00 pagi kita sudah stand by untuk dapatkan nomor antrian sampai siang ,” terang Suardi.
Lanjut Suardi, pihaknya hanya musim panen dan musim tanam saja membutuhkan solar.
“Itupun bukan dalam porsi banyak kita hanya beli secukupnya paling banyak dua jergen 30 liter saja sudah cukup, tapi sulitnya minta Ampun, belum lagi kita punya waktu abis terbuang disini ,” jelas Suardi penuh kekesalan.
Ditempat terpisah Wakil Ketua Satu DPRD Kabupaten Tolitoli, Jemi yusuf mengatakan, hari ini seluruh SPBU yang ada di Kabupaten Tolitoli harus melayani kebutuhan Petani dan Nelayan disertai surat rekomondasi dari dinas terkait.
“Ini sudah jadi kesepakatan pada saat pihak pertamina di undang Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan kepala pertamina Tolitoli ,” jelas Jemi.