iNSulteng - Jaringan Tambang atau JATAM Sulteng, angkat suara terkait peristiwa banjir berulang yang terjadi di kawasan pertambangan PT Indonesia Morowali Industri Part (PT IMIP) yang sudah merugikan masyarakat setempat.
JATAM Sulteng mendesak pemerintah pusat maupun daerah untuk turun mengambil langkah tegas melakukan evaluasi persoalan lingkungan di wilayah area kawasan pertambangan itu.
“Berkaitan dengan banjir yang terjadi di wilayah kawasan Industri PT. IMIP, khususnya di beberapa desa di wilayah Kawasan Industri, kami mendesak pemerintah Pusat maupun daerah, mengambil langkah untuk melakukan audit lingkungan,” desak Moh Taufik, Kordinator JATAM Sulteng seperti dilansir wartasulawesi dari Trilogi.co.id pada Kamis, 7 Juli 2022.
Baca Juga: Kawasan PT IMIP Banjir Lagi, Mantan Bupati Angkat Bicara
Taufik mengatakan, rapuhnya kawasan tersebut oleh banjir bukan tanpa sebab. Banjir yang terjadi dikawsan pertambangan itu, lebih diakibatkan oleh daya tampung dan daya dukung lingkungan yang tidak memadai dan sudah rusak akibat pembukaan hutan berganti areal pertambangan berskala besar.
“Kenapa hal ini perlu dilakukan, karena mengingat banjir yang terus terjadi di wilayah kawasan industri tersebut. Tujuan audit ini sendiri, untuk menilai kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundangan-undangan dan persyaratan lain yang relevan,” jelasnya.
Kata Taufik, desakan kepada pemerintah agar melakukan audit lingkungan sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan tambang dalam megelola pemanfataan lahan dan hutan di Bahodopi secara keseluruhan. Pengundulan hutan, diduga kuat menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di kawasan itu.
“Untuk melihat bagaimana kepatuhan perusahaan dalam memberikan jaminan keberlanjutan, sehingga tidak ada lagi bencana-bencana banjir yang terjadi dan terus berulang di wilayah kawasan industri tersebut. Audit ini ketika dilakukan dengan benar, audit lingkungan secara komprehensif, bisa dapat mengungkap area masalah dan memberikan rekomendasi untuk tindak lanjtunya” ujarnya.
JATAM juga mendesak agar pemerintah harus berani mengadopsi peraturan dan standar lingkungan yang lebih ketat. Tujuanya, untuk memaksa perusahaan agar lebih patuh dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga tidak menimbulkan banjir yang terus berulang.
Berdasarkan video yang diterima redaksi wartasulawes.com, banjir di kawasan PT IMIP yang terjadi Rabu siang, 6 Juli 2022 merendam pemukiman warga, jalan hingga kendaraan.
Dalam video terdengar jelas bahwa lokasi banjir berada di Desa Bahomakmur yang masuk dalam kawasan PT IMIP.
“Banjir lagi, banjir lagi Bahomakmur Blok D. Terbenam lagi dusun 4 bagian timur. Banjir – banjir. Hujan belum lama banjirnya sudah besar,” kata perekam video itu.
Dari video itu, terlihat jelas banjir merendam rumah, jalan dan beberapa kendaraan yang melintas di jalan.
Sebelumnya, mantan Bupati Morowali dua periode, Anwar Hafid juga sudah bersuara keras atas banjir yang terus berulang di kawasan PT IMIP. Bahkan secara tegas Anwar Hafid menuding penyebab banjir berulang di kawasan pertambang di Kabupaten Morowali, akibat dari tata kelola lingkungan yang amburadul sehingga baru diguyur hujan sebentar lansung terjadi banjir.