Orang tua Ciputra berasal dari Bumbulan, sebuah desa kecil di kecamatan Paguat, yang sekarang telah masuk pada wilayah administratif Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Di Bumbulan, Ciputra dititipkan kepada tante dan kakeknya agar bisa disekolahkan di sekolah dasar Belanda di Gorontalo.
Sejak kecil Ciputra sudah merasakan kesulitan dan kepahitan hidup.
Bapaknya Tjie Siem Poe ditangkap oleh pasukan Jepang, karena dituduh sebagai mata-mata Belanda dan akhirnya meninggal di dalam tahanan Jepang di Manado.
Ketika remaja ia bersekolah di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas Frater Don Bosco di Manado.
Setamatnya dari Sekolah Menengah Atas, ia meninggalkan desanya menuju Jawa. Ia kemudian kuliah di Institut Teknologi Bandung dan Ia juga bergabung dengan Organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Pada tingkat empat, ia bersama Budi Brasali dan Ismail Sofyan mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan yang berkantor di sebuah garasi.
Setelah Ciputra meraih gelar insinyur pada tahun 1960, ia pindah ke Jakarta.
Pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Ir. Ciputra menduduki peringkat ke-27 dengan total kekayaan US$ 950 juta dan Terus naik.***