iNSulteng - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat, melalui Ketua Tim Surveilans Dinkes Jawa Barat, Dewi Ambarwati menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah difteri, setelah 7 anak di Kampung Cilegong, Desa Kahuripan meninggal dunia diduga akibat gejala difteri.
Ketua Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Desa Sukahurip Yusup Hamdani melaporkan, selain mengakibatkan tujuh anak meninggal, penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri corynebacterium diphteriae itu juga membuat tiga anak lainnya menjalani perawatan di RSUD dr Slamet Garut.
Yusuf juga mengatakan, dalam dua minggu ini, wabah difteri banyak ditemukan menyerang anak berusia 8-10 tahun, waktu meninggalnya berdekatan, masih dalam satu desa namun berbeda RW.
Baca Juga: Update Terbaru! Subsidi Kendaraan Listrik Sudah Final 7 Juta, Berlaku Maret 2023
Baca Juga: Kapolri Tinjau Evakuasi Kapolda Jambi dan Rombongan, Apresiasi Kerja Keras Tim Gabungan
Gejala yang ditimbulkan adalah pasien mengalami gejala sakit tenggorokan sehingga susah menelan makanan disertai sesak napas.
"Kejadian banyak anak yang terserang mulai dua minggu yang lalu, sudah dilaporkan ke pemerintah desa dan kecamatan sejak saat itu juga. Hasil laporan bapak RT dan RW, sudah ada tujuh orang yang meninggal, dan masih dirawat tiga orang di RSUD dr Slamet Garut," ujar Yusuf, Senin, (20 Februari 2023).
Salah satu orang tua yang anaknya meninggal, menuturkan anaknya sempat menderita demam dan dibawa ke rumah sakit. Anaknya mendapat perawatan inap selama dua hari sebelun dinyatakan meninggal akibat difteri.
Baca Juga: Beredar Thread Twitter Warganet tentang Alasan Lucky Hakim Mundur
Baca Juga: UPDATE: Kapolda Jambi Berhasil di Evakuasi dan Langsung di Larikan Ke Rumah Sakit Bhayangkara
Instansi terkait telah melakukan pemeriksaan ke daerah terjangkit wabah difteri, juga sudah memberikan himbauan untuk lebih menjaga kesehatan. Saat ini, Dewi Ambarwati, Dinkes Jabar beserta tim tengah menelusuri kasus serupa yang kemungkinan terjadi di beberapa daerah lain di Jabar.
Untuk antisipasi penyebaran kasus difteri yang berpotensi makin meluas, Dinkes Jabar sudah berkoordinasi dengan Dinkes Garut. Rencananya, pemberian imunisasi difteri akan dimassifkan di wilayah itu terutama bagi anak-anak di usia 15 tahun ke bawah.
Dewi mengungkapkan, penyebab terjadinya wabah difteri ini dikarenakan pemberian imunisasi di Kecamatan Pangatikan rendah. Padahal, virus difteri bisa dicegah dengan imunisasi dengan pengulangan terjadwal.
Baca Juga: Kapolri Terima Penghargaan dari Pemerintah, Polri Komitmen Terus Tingkatkan Pelayanan Publik