iNSulteng - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu terakhir ini membuat kehebohan dengan mengungkap sejumlah praktik tindak pidana korupsi dilingkup pejabat negara. Dari sejumlah kepala daerah hingga level Menteri yang merupakan Kabinet Jokowi Jilid II.
Dari hasil temuan KPK, dua Menteri yang terseret dugaan tindak pidana korupsi (Tipikor) yakni Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo dan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara. Dari kedua pejabat ini, KPK telah mengamankan sejumlah uang serta barang bukti lainnya untuk proses lebih lanjut.
Baca Juga: KPK Tetapkan Juliari Sebagai Tersangka, Pasal Ini Bisa Antar ke Liang Lahat
Diantara kedua Menteri itu, manakah yang paling kaya?
Harta Edhy Prabowo
Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LKHPN) di laman resmi KPK, Edhy Prabowo terakhir melaporkan kekayaannya di tahun pertama menjabat sebagai Menteri KKP, tepatnya pada 31 Desember 2020.
Total harta kekayaan Edhy Prabowo yang dilaporkan ke KPK sebanyak Rp7.422.286.613.
Baca Juga: Walkot Makassar Tuding JK Penyebab Tertangkapnya Edhy Prabowo, Rektor UIC Angkat Bicara
Dari angka kekayaan Rp7,42 miliar itu terdiri dari harta tanah dan bangunan, harta bergeraknya, hingga harta-harta lainnya.
Pada data harta tanah dan bangunan, nilai harta tanah dan bangunan tertinggi yang dimiliki Edhy Prabowo diketahui ada di Bandung dengan nilai Rp1,35 miliar, dengan luas 462 meter persegi.
Sedangkan untuk harta bergerak, mantan ajudan Prabowo Subianto ini memiliki mobil pajero sport jeep Rp500 juta sebagai nilai tertinggi, dan motor RX-King tahun 2002 Rp4 juta yang menjadi nilai terendahnya.
Dikalkulasi, total kekayaan Edhy Prabowo senilai Rp7,42 miliar.
Baca Juga: Setelah Edhy Prabowo, KPK Kembali Tangkap Mensos Juliari
Harta Juliari Peter Batubara
Disadur melalui situs resmi LHKPN KPK, Juliari Peter Batubara terakhir melaporkan kekayaannya pada 30 April 2020. Sebagai Menteri Sosial, Juliari memiliki harta yang lebih tinggi dibandingkan dengan Edhy Prabowo, yang mencapai Rp47,18 miliar. Dia tercatat memiliki utang sebesar Rp17,58 miliar.