Sri Mulyani: Indoensia Miliki Potensi Besar Sebagai Pemain Utama Dunia Pada Industri BEV

photo author
- Selasa, 16 Maret 2021 | 22:34 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Instagram.com/@smindrawati)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Instagram.com/@smindrawati)

iNSulteng - Indonesia ternyata memiliki potensi yang sangat besar sebagai pemain utama dunia pada industri battery electric vehicle (BEV). 

Hal itu di tegaskan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mana saat ini, Indonesia memiliki cadangan sumber daya nikel terbesar di dunia sebagai bahan baku industri baterai dan pengembangan mobil listrik.

“Indonesia dianggap sebagai pusatnya (nikel). Bahkan di beberapa artikel internasional, ini menggambarkan suatu sisi ketergantungan terhadap nikel yang meningkat. Indonesia sebagai negara yang menghasilkan nikel dengan reserve dan produksi terbesar jelas merupakan negara yang sekarang menjadi pusat perhatian terhadap pembangunan dari battery electric vehicle,” ujar Menkeu, dikutip dari laman Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Selasa 16 Maret 2021.

Baca Juga: Andin Sudah Mau Punya Anak, Namanya Aladin dan Al Bilang Begini !

Untuk itu, Pemerintah Indonesia berkomitmen memanfaatkan tren teknologi ini yang diprediksi ke depannya akan semakin meningkat.

“Sekarang ini dengan kesadaran terhadap lingkungan yang makin meningkat, maka mulai dibicarakan mengenai tren kendaraan bermotor yang mengalami transformasi sangat cepat, terutama berubah dari bahan bakar fosil kemudian menjadi bahan bakar yang terbarukan atau disebut sebagai battery electric vehicle yang diperkirakan akan mendominasi keseluruhan kendaraan bermotor di seluruh dunia,” ujarnya.

Baca Juga: Amien Rais Berhasil Kudeta Rencana Presiden Tiga Periode, Rocky Gerung : Editor Politik Indonesia

Pemerintah Indonesia juga berkomitmen secara global di bidang perubahan iklim dengan menurunkan jumlah emisi gas rumah kaca atau CO2. Untuk itu, Pemerintah berupaya menurunkan emisi yang bersumber dari sektor transportasi dengan mendorong pengembangan sektor industri kendaraan bermotor berbasis listrik.

“Kita akan menurunkan 29 persen dari emisi CO2 kita dengan usaha sendiri atau kita akan menurunkan CO2 sebesar 41 persen pada 2030 apabila ada dukungan dan kolaborasi internasional. Kita akan membangun dan terus meningkatkan daya saing dari industri otomotif yang berbasis baterai,” tandasnya. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Marhum

Tags

Rekomendasi

Terkini

X