Warga Diminta Waspada Bahaya Likuefaksi di Pasaman, Badan Geologi: Daerah Dataran dan Sedikit Landai

photo author
- Minggu, 27 Februari 2022 | 09:42 WIB
Kondisi warga terdampak bencana gempa di wilayah Tigo Balai, Malampah, kabupaten Pasaman memprihatinkan.  (Arif Rohidin)
Kondisi warga terdampak bencana gempa di wilayah Tigo Balai, Malampah, kabupaten Pasaman memprihatinkan. (Arif Rohidin)

iNSulteng - Badan Geologi Kementerian ESDM meminta warga bahaya likuefaksi pascagempa bumi yang mengguncang Pasaman Barat, Sumatera Barat.

Tidak hanya itu, warga juga diminta waspada bahaya ikutan berupa retakan tanah. 

Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono mengatakan likuefaksi berpeluang terjadi di daerah daratan dan sedikit lantai. 

Baca Juga: Presiden hingga Parpol Punya Kewajiban Konstitusional, Pakar Hukum Tata Negara: Kita Semua Harus Bersuara

Baca Juga: Setelah Ritual Maut di Pantai Payangan, Muncul Lagi di Watu Ulo, Polisi Langsung Bubarkan

"Peluang terjadinya likuefaksi dapat terjadi khususnya di daerah dataran dan sedikit landai," jelasnya, dikutip iNSulteng.com dari Antara pada Minggu, 27 Februari 2022. 

Eko menjelaskan umumnya kerentanan likuefaksinya sedang, artinya zona kerentanan yang dapat mengalami likuefaksi secara tidak merata dan struktur tanah umumnya rusak.

Tipe kerusakan struktur tanah yang terjadi berupa pergeseran lateral, penurunan tanah, dan semburan pasir.

Baca Juga: Pangeran William dan Kate Middleton Berpihak ke Ukraina: Kami Berdiri Bersama Presiden

Sebelumnya, rentetan gempa darat yang mengguncang Pasaman dan Pasaman Barat mengakibatkan terjadinya likuefaksi, tepatnya kawasan Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Pasaman.

Badang Geologi akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan mekanisme tanah bergerak yang telah terjadi.

Eko menjelaskan, likuefaksi dapat terjadi apabila kondisi litologi penyusun, morfologi, muka air tanah, dan gempa bumi.

Baca Juga: Mayorita Agama di Ukraina, Islam Hanya Segini, Berikut Sejarahnya!

"Likuefaksi tipe aliran ini dapat terjadi karena kondisi material tanah yang sangat jenuh air dan relatif dangkal, dan material ini bersumber dari hasil litologi rombakan bagian hulunya," jelasnya.

Lanjut, Eko menduga sifat material hasil rombakan ini kemungkinan bersifat non plastis sampai sedikit plastis, kurang padu, dan berada dalam kondisi jenuh air.

Selain itu, kemiringan lereng yang relatif landai mengarah ke sungai batang timah adalah salah satu faktor penting yang menyebabkan terjadi pergerakan mengalir.

Pemicunya adalah guncangan yang sangat kuat dekat sumber gempa sekitar 17 kilometer, sehingga mengurai dan menghancurkan kekuatan tanah aslinya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Rafiq

Tags

Rekomendasi

Terkini

X