Bukan Donggala, Ini Kota Tertua di Sulwesi Tengah, Punya Mall dan Danau yang Indah, Wajib Tahu!

photo author
- Rabu, 26 Juli 2023 | 11:32 WIB
Danau yang Indah. Foto: via pegi pegi
Danau yang Indah. Foto: via pegi pegi

2016-sekarang: Pembangunan

Pada tanggal 3 Mei 2016, lokasi Pasar Sentral Poso digusur dengan dibantu ratusan petugas gabungan Satpol PP dan didukung TNI-Polri. Penggusuran ini dilakukan sebagai hasil dari kebijakan relokasi pedagang ke pasar baru yang terletak di Kawua, Poso Kota Selatan. Lokasi pasar lama sendiri akan dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk warga kota Poso.

Poso adalah kota pertama di Sulawesi Tengah yang menjalankan program Smart City (kota cerdas).

Pada tanggal 26 Mei 2017, Bupati melakukan peletakkan batu pertama pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang terletak di jalan lingkar Kelurahan Moengko, Kecamatan Poso Kota. Ini adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten untuk meraih Piala Adipura.

Geografi Iklim

Menurut klasifikasi iklim Köppen, wilayah Poso termasuk daerah hujan tropis (Af). Suhu rata-rata tahunan mencapai ±26.9℃. Bulan terpanas adalah bulan Oktober, dengan suhu bulanan rata-rata mencapai 27.6℃. Bulan yang paling dingin adalah bulan Juli, dengan suhu rata-rata bulanan mencapai 25.9℃. Curah hujan tahunan rata-rata adalah 1694.2 mm, dan curah hujan maksimum bulan Juli mencapai 182.9 mm.

Poso City Mall tutup sementara
Poso City Mall tutup sementara

Curah hujan bulanan minimum adalah Januari sampai 111,4 mm. Curah hujan tahunan rata-rata mencapai 160 hari, dengan jumlah terbesar hari hujan berada di bulan Juli, yang mencapai 20 hari; berbeda dengan bulan Desember, yang rata-rata curah hujannya hanya selama 8 hari.

Suku bangsa di Poso

Penduduk asli daerah Poso saat ini sudah bercampur dengan para perantau yang telah berada di daerah ini puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Selain suku asli, daerah Poso dan sekitarnya didiami oleh pendatang dari daerah luar. Hal ini juga merupakan salah satu bukti ketenaran daerah Poso dimasa silam.

Seiring berkembangnya kota Poso selama rezim Orde Baru, Poso menjadi semakin beragam secara etnis. Penduduk Protestan selain Pamona termasuk orang-orang Minahasa, Bali, dan Tionghoa serta Mori, Napu, Besoa, dan Bada dari wilayah pedalaman kabupaten.

Penduduk Muslim termasuk orang-orang Poso Pesisir, Arab, Jawa, Bugis, Makassar, Mandar, Buton, Kaili, Tojo, Togean, dan Bungku dari dalam kabupaten. Kelompok minoritas Katolik terdiri dari orang Minahasa dan Tionghoa, serta para migran dari bekas koloni Portugis seperti Flores. Orang Bali adalah satu-satunya etnis yang memeluk agama Hindu. Secara keseluruhan, pada akhir 1990-an, persentase Muslim dari populasi kota Poso melebihi 50 persen, dan orang Bugis Muslim menguasai banyak perdagangan kota.

Agama di Poso

Meskipun Kristen merupakan agama mayoritas di Kabupaten Poso, penduduk di kota Poso lebih banyak yang memeluk agama Islam. Pada tahun 2015, sekitar 47315 jiwa menganut agama Islam, 8338 jiwa memeluk Kristen, 50 orang beragama Katolik, 90 orang merupakan pemeluk Hindu, dan sekitar 20 orang lainnya menganut agama Buddha.

Pada tahun 2016, ada sekitar 49 masjid dan 14 musala, 33 Gereja Protestan dan 3 Gereja Katolik, dan 17 pura.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Situr Wijaya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X