iNSulteng - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsi membuat nelayan di Kabupaten Tolitoli, Sulteng mengelus dada. Beban nelayan semakin berat karena harus membeli solar non-subsidi atau dexlite.
BACA JUGA: Suami Istri di Touna Positif Corona
“Mau tak mau kami harus beli dexlite yang harganya lebih dari Rp10 ribu per liter,” kata seorang nelayan bernama Jalil (45) di Kecamatan Dako Pamean, Tolitoli 19 September 2020.
Menurutnya, semua nelayan mengeluh atas kelangkaan BBM solar sudah terjadi sejak sebulan belakangan ini.
Kondisi ini jelas menyulitkan kehidupan para nelayan kecil apalagi penghasilan melaut, saat ini tidak berimbang dengan modal dan biaya kebutuhan sehari-hari.
BACA JUGA: BPBD Tolitoli Bersihkan Sisa Banjir
Kelangkahan BBM terjadi hampir sama dengan BBM Solar, keluhan serupa juga disampaikan nelayan Ramli, kata dia tidak hanya solar, BBM jenis premium pun langka di SPBU Tolitoli.
“Sementara sebagian besar kapal tangkap nelayan kecil di Tolitoli menggunakan BBM jenis premium. BBM premiun langka sudah terjadi sejak 1 bulan lalu,” papar Ramli.
Menanggapi persoalan ini, Rifai Mapapasulle Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tolitoli, meminta kepada Dinas Perikanan dan kelautan Kabupaten Tolitoli bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah segerah mungkin menanggapi dan merespon cepat soal itu.
“Secepatnya agar bisa teratasi,” pinta Rifai.
Lanjut Rifai, adapun hal ini jika tidak diindahkan secepatnya pihaknya akan mengadakan aksi besar-besaran.
“Kami akan menduduki DPRD Kabupaten Tolitoli, agar persoalan solar tidak lagi sulit di temukan,” ancamnya.***
Reporter: Syahar