iNindonesia – Jalur konektivitas utama Trans Sulawesi di wilayah Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, dilaporkan terputus total. Akses ini lumpuh menyusul terjadinya longsor tebing dan banjir bandang yang menerjang sejumlah lokasi kritis sejak Senin (6/10/2025) malam hingga pagi hari ini, Selasa (7/10/2025).
Dampak Parah di Desa Podi dan Bongkakoi
Menurut informasi resmi yang diterima dari Komando Distrik Militer (Kodim 1307/Poso), laporan pertama mengenai bencana ini masuk sekitar pukul 17.15 Wita.
Personel Babinsa segera menindaklanjuti kabar longsor dan banjir yang melanda Desa Tongku, Podi, dan Kayunyole. Hingga malam hari, sekitar pukul 21.30 Wita, jalur yang menghubungkan Ampana dan Poso itu masih belum bisa dilewati.
Kerusakan paling signifikan terjadi di Desa Podi, di mana material longsor dari perbukitan memutus dua ruas jalan utama. Kondisi infrastruktur juga memprihatinkan setelah sebuah jembatan di kawasan Bongkakoi dilaporkan amblas sepanjang 5 hingga 6 meter.
Bencana ini juga menimbulkan kerugian material pada fasilitas warga. Sebuah rumah makan bernama “Toraranga” milik Hj. Umi Kalsum (65) mengalami kerusakan. Di dekat lokasi tersebut, tercatat satu unit mobil dan satu unit sepeda motor mengalami kerusakan berat akibat tertimpa timbunan material longsor.
Jaringan Listrik Terputus, Total Kerugian Puluhan Juta. Selain memutus jalur darat, bencana di wilayah Kayunyole, Tampanombo, dan Ulubongka juga mengakibatkan gangguan pada sektor energi.
Pohon-pohon yang tumbang di sana telah merusak jaringan listrik, menghentikan suplai daya menuju Desa Cempa dan Marowo.
Estimasi kerugian materi sementara ditaksir mencapai Rp80 juta. Angka ini mencakup kerusakan pada jembatan, bangunan rumah makan, dan dua unit kendaraan yang hancur.
Hingga pagi ini, akses jalan Trans Sulawesi masih belum dapat dibuka sepenuhnya. Personel gabungan dari Kodim 1307/Poso dan tim terkait telah berupaya keras di lokasi bencana.
Dua unit alat berat telah dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi dan pembersihan tumpukan material agar konektivitas jalur utama bisa segera dipulihkan.***