sulteng

Proyek Ruas Ampana – Pagimana Ditangani Satker PJN III Sulteng Belum Rampung, Mulai Jalan Belum di Patching Hingga Saluran Ambruk

Kamis, 11 Januari 2024 | 10:45 WIB
Terlihat oprid box culvert dan saluran drainase amblas di ruas jalan nasional di kecamatan Bunta, kabupaten Banggai, Sulteng, Kamis 11 Januari 2024. Foto: TIM.

iNSulteng – Proyek jalan Nasional tahun anggaran 2023 yang ditangani Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah III Sulawesi Tengah, masih banyak yang belum selesai dikerjakan hingga saat ini, Kamis, 11 Januari 2024.  

Padahal diketahui menjelang akhir Desember 2023 lalu, di mana ruas jalan penghubung kabupaten Tojo Una-Una dengan Kabupaten Banggai itu sudah di Provisional Hand Over (PHO). 

“Ia, ruas nasional Satker PJN Wilayah III berhasil menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu, dan sudah PHO,” terang mantan Kepala BPJN Sulteng, Arief kepada media ini belum lama ini.

Baca Juga: JEPANG KETETERAN! Begini Wujud Mobil Pick Up BYD Lebih Mewah Dari Toyota Hilux dan Mitsubishi Triton - Intip Speknya!

Baca Juga: Wujud Asli Isuzu Panther Reborn 2024, Makin Mantap Jadi Lawan Berat Toyota Fortuner dan Pajero Sport - Cek Keunggulannya!

Sementara pantauan media ini bersama tim di lapangan Kamis (11/1), bahwa terlihat banyak titik dari pekerjaan jalan di ruas tersebut yang belum rampung sampai hari ini. 

Pengakuan warga yang ditemui media ini tak jauh dari lokasi pekerjaan jalan yang belum selesai pembangunannya itu, bahwa sejumlah pengaspalan jalan dan box culvert serta patching jalan di ruas Ampana – Balingara – Bunta – Pagimana sebagiannya selesai dibangun di awal Januari 2024 ini.

“Pengaspalannya baru selesai sekitar satu minggu lalu pak,” ungkap salah seorang warga kecamatan Bunta yang tak menyebutkan namanya, Rabu, 10 Januari 2024. 

Ia menambahkan, pekerjaan pasangan batu untuk talud jalan juga beberapa belum selesai dikerjakan dan dibiarkan berserakan begitu saja tanpa dilakukan pembersihan oleh kontraktor. 

“Bahu jalannya juga tidak ditimbun atau di cor. Begitu juga batu untuk pembangunan taludnya hanya dibiarkan berserakan seperti tidak di rapikan, ‘Caparuni’,” tambahnya. 

Masih di ruas yang sama, penanganan drainase dan box culvert mandala I terlihat sudah retak dan ambruk. Hal ini oleh beberapa pihak diduga akibat rendahnya mutu dari pembangunan itu sendiri.

“Ini jelas mutunya tidak sesuai standar. Kalau melihat kondisi di lapangan, ada banyak faktor bisa menyebabkan bangunan saluran dan oprid box culvert itu bisa ambrol, bisa karena campuran semennya kurang, kemudian material pasir yang digunakan banyak tercampur tanah dan bisa juga karena itu berdekatan dengan laut sehingga mereka gunakan pasir pantai,” tutur Gunt seorang pemerhati konstruksi jalan nasional di Sulteng. 

Baca Juga: BERSIAPLAH! Ini 5 Mobil Baru yang Akan Rilis di Indonesia Tahun 2024, Ada Apa Saja?

Baca Juga: Diluar Nalar! Hasil Uji Tabrak Geely ZEEKR 009 Bikin Mobil Jepang dan Eropa Ketar-Ketir, Mobil Mewah Setara Alphard

Halaman:

Tags

Terkini