ANDI RIDWAN: BOM WAKTU Tambang Emas Palu

photo author
- Jumat, 25 Agustus 2023 | 14:19 WIB
Andi Ridwan. Foto: Istimewa
Andi Ridwan. Foto: Istimewa

iNSulteng - Keberadaan tambang Emas Poboya di kota Palu terus jadi perbincangan hangat.

Ketua MCC (Mining Comonity Center), Andi Ridwan alias Batara Guru menyebut tambang emas Palu sebagai bom waktu.

"Perlu di ketahui bahwa diperkirakan sekitar 2400 Ton cianida (NaCn) setiap tahun telah mencemari udara lewat proses uapan cianida terbang diatas lembah palu ,diatas ketinggian pegunungan sekitar Poboya kawatuna dan sekitarnya di arah Timur kota Palu," jelasnya, dikutip Jumat 25 Agustus 2023.

Baca Juga: Hentikan Operasi PT. AKM yang Berada Dibawah Bendera CPM

Baca Juga: Polda Sulteng Diminta Tertibkan Tambang PT. AKM di Kelurahan Poboya Kota Palu, Respon Direksi Tak Terduga!

Dia mengatakan, hasil pantauan Estimasi 16 rendaman tehnologi Cianidasi yang lepas dan terbuka, dalam setiap rendaman menggunakan 250 kaleng cianida dalam setiap kaleng 50 kg (250 x 50 = 12.500 kg) atau 12.5 Ton x 16 rendaman = 200 ton / bulan produksi atau 2400 Ton setiap tahun.

"Kita dapat perhatikan poto kegiatan pertambangan emas Kota Palu dimana posisi operasi pengolahan diatas Kota Palu, dimana dibawah lembah hidup ratusan ribu jiwa manusia 24 jam menghirup uapan udara Cianida dan lNatrium hidroksida (NaOH) merupakan dasar logam kaustik atau soda api semuanya lepas bersamaan diatas udara kemudian terbawah hembusan arah angin ke lembah kota Palu yang rendah," jelasnya.

Pencemaran bahan kimia yg beracun ini disempurnakan oleh debu material batuan yg di angkut oleh truck dan pembongkaran alat berat juga ikut berterbangan di udara.

Lanjutnya, Kesemuanya ini merupakan Bom waktu, perlahan tapi pasti akan memberi ancaman kelangsungan kehidupan secara massal bagi jiwa jiwa yg hidup di dalam kota Palu dan sekitarnya.

"Dampak kesehatan bagi sering menghirup uap Cianida (NaCn) bahan kimia beracun ini adalah warga akan mengalami penderitaan asam lambung,kemudian sistem percernaan dirusak dan sistem Pernafasan akan disumbat," tambahnya.

"Kita juga warga palu jangan kaget, jika suhu udara makin panas, itu hanya dampak kecil dari tambang emas di sebelah Timur dan Tambang batu pasir di sebelah Barat Kota Palu, yg semuanya telah gundul ,gunung sebagai kekuatan kota telah di runtuhkan," tambah Andi.

Ujarnya, yang pada akhirnya kasihan sekali warga kota Palu menerima penderitaan Kesehatan dan kerusakan Lingkungan sementara 7,9 ton biji emas dan uang diterima oleh orang orang jakarta.

"Pertanyaannya, Siapa yang harus bertanggungjawab atas semua kejahatan kemanusian ini...?. Ataukah kita sebagai warga Palu menerima semua kejahatan dan penindas ini sebagai Taqdir hidup. Jawabannya berpulang pada kita semua..!," tandas Andi.

"Terjadinya kerusakan kehidupan di laut dan di darat adalah ulah kejahatan orang orang tamak/Oligarki," tutup Andi Ridwan. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Situr Wijaya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X