Akibat guncangan gempa bumi, beberapa saat setelah puncak gempa terjadi muncul gejala pencairan tanah (likuefaksi tanah) yang memakan banyak korban jiwa dan material.
Dua tempat yang paling nyata mengalami bencana ini adalah Kelurahan Petobo dan Perumnas Balaroa di Kota Palu.
Balaroa ini terletak di tengah-tengah sesar Palu-Koro. Saat terjadinya likuefaksi, terjadi kenaikan dan penurunan muka tanah. Beberapa bagian amblas 5 meter, dan beberapa bagian naik sampai 2 meter. Di Petobo, ratusan rumah tertimbun lumpur hitam dengan tinggi 3-5 meter.
4000 ORANG LEBIH MENINGGAL DUNIA
Korban jiwa yang meninggal tersebar di Kota Palu 2.141 orang, Kabupaten Sigi 289 orang, Donggala 212 orang dan Parigi Moutong 15 orang atau berjumlah total 2.657 orang.
Selain itu ada korban hilang 667 orang, korban jiwa tak teridentifikasi 1.016 sehingga total korban jiwa 4.340 orang.***