iNSulteng.id - Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, terdapat banyak amalan-amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Salah satunya mengakhirkan sahur.
Berbeda dengan berbuka puasa yang sunnah dilakukan sesegera mungkin, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk sahur pada akhir waktu.
Dilansir dari BincangSyariah.com, sahur merupakan suatu bentuk pembeda antara umat Nabi Muhammad SAW dengan ahli kitab terdahulu.
Di mana, mereka tidak dianjurkan sahur. Melainkan langsung menahan dirinya dari hawa nafsu termasuk makan dan minum, sebagai awal dari ibadah puasa yang dilakukan.
Dengan sahur, seseorang akan lebih mampu menahan rasa lapar. Apalagi, sahur pada waktu akhir merupakan Ibadah sunnah dan sangat dianjurkan untuk menguatkan badan. Jadi sangat rugi jika ditinggalkan.
Pada hadis yang mensunnahkan sahur di akhir waktu, juga terdapat penjelasan mengenai jarak sahur dan adzan yang ternyata begitu sempit.
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رضى الله عنه قَالَ تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الصَّلاَةِ. قُلْتُ : كَمْ كَانَ قَدْرُ مَا بَيْنَهُمَا، قَالَ : خَمْسِينَ آيَةً.
Artinya: Dari Zaid ibn Tsabit ra, ia berkata, “Kami makan sahur bersama Rasulullah saw, kemudian kami mendirikan salat”. Lalu aku (Anas) bertanya, “Berapa jarak antara keduanya (sahur dan adzan)?”. Ia menjawab, “sekedar membaca 50 ayat (artinya tidak begitu lama).”
50 ayat yang dimaksud pada hadis tersebut adalah sekitar 10 menit sebelum salat subuh.
Namun, ternyata banyak di antara kita yang mengakhirkan sahur dengan tetap makan walau Adzan subuh telah berkumandang. Kemudian segera minum air untuk mengakhiri makannya, dan menganggap hal tersebut sah-sah saja.
Padahal, ini tidak boleh dilakukan. Tetap makan saat adzan subuh telah berkumandang, akan membatalkan puasa. Hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Hasan ibn Ahmad ibn Muhammad al-Kaf dalam karyanya al-Taqrirat al-Sadidah fi al-Masail al-Mufidah,
من الخطأ الفاحش الواقع فيه كثير من الناس أنهم عندما يسمعون آذان الفجر يتبادر إلى الشرب اعتقادا منهم جواز ذلك ما دام المؤذن يؤذن، وذلك لا يجوز. ومن يفعله فصومه باطل وعليه القضاء إن كان صومه فرضا، لأن المؤذن لا يشرع في الأذان إلا بعد طلوع الفجر. فإذا شرب أثناء الأذان فيكون قد شرب في وقت الفجر وكل ذلك بسبب الجهل ولم يقل بذلك أحد من الأئمة المعتبرين.
“Di antara kesalahan fatal yang sering dialami oleh kebanyakan orang saat ini adalah ketika mereka mendengarkan adzan Subuh, mereka bersegera untuk minum karena meyakini bolehnya hal tersebut sampai muazzin selesai dari adzannya. Hal itu tidak boleh. Barangsiapa yang melakukannya maka puasanya batal dan ia harus mengqadanya jika puasa tersebut fardu (puasa Ramadan).”
Lalu, mengapa seseorang tidak boleh lagi makan ketika adzan berkumandang? Karena pada saat muadzin adzan, maka saat itu pula lah terbit fajar.
Artikel Terkait
Bolehkah Mencicipi Makanan Saat Puasa? Simak Penjelasan Berikut
Tidurnya Orang Berpuasa Itu Ibadah, Ustadz Adi Hidayat: Hadist palsu