Pertama adalah dengan niat sebagaimana telah dipaparkan di atas, yang dapat diucapkan pada saat malam hari.
Baca Juga: Anggotanya Dibentak Debt Collector, Kapolda Metro Jaya: Darah Saya Mendidih
Baca Juga: Kapolri Beri Apresiasi Langsung ke TNI yang 'Berputar' dan Tim Gabungan Evakuasi Kapolda Jambi
Niat tersebut dapat disampaikan di dalam hati.
Adapun tatacara niat puasa Sya’ban kedua, yaitu dengan melaksanakan sahur.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Makan sahurlah, karena sesungguhnya sahur itu mengandung berkah.” (HR Bukhori dan Muslim)
Ketiga, puasa Sya’ban dengan menghindari segala bentuk yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum.
Baca Juga: Kapolri Pastikan Kapolda Jambi dan Rombongan dalam Perawatan Maksimal RS Bhayangkara
Baca Juga: Siap Mudik, Simak 7 Tips Mendapatkan Tiket Kereta Api 2023
Selain larangan tersebut, dalam puasa Syaban dilarang melakukan berbagai bentuk kemaksiatan yang dapat mengurangi atau bahkan menghapus pahala puasanya.
Adapun hal-hal sepele yang dapat membata niat puasa Syaban seperti: ghibah, perkataan buruk, marah, berdusta, dan perbuatan buruk lain.
Dalam kitab At-Targhib wat Tarhib, disebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Siapa yang tidak mau meninggalkan ucapan palsu (berbohong) dan perbuatan jahil dan mengerjakan perbuatan jahil itu, maka tidak ada hajat bagi Allah (dalam puasanya) meskipun dia (puasa) meninggalkan makan dan minum. (HR Ibnu Majah)
Baca Juga: Turki Kembali Mengalami Gempa Susulan!
Baca Juga: Manfaat Jus Tomat Bagi Kesehatan Tubuh, Berikut Ulasannya!
Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad bersabda, “Siapa yang tidak meninggalkan ucapan buruk dan kebohongan maka tidak ada hajat bagi Allah meski ia (puasa) meninggalkan makan dan minum. (HR Thabrani)