iNSulteng.id - Saat menjalankan ibadah puasa, godaan setan terkait hawa nafsu semakin besar kepada manusia. Terutama, bagi pasangan suami istri terkait bermesraan.
Jika berhubungan intim sudah pasti merusak puasa, apakah bermesraan dengan pasangan juga bisa membatalkan puasa?
Menyikapi hal ini, banyak ulama yang berpendapat bahwa bermesraan dapat merusak puasa. Namun, beberapa pendapat lain membolehkannya.
Salah satu jenis bermesraan yang paling umum adalah ciuman. Nah, berciuman saat melaksanakan ibadah puasa, sebagaimana yang dilansir dari mui.or.id, ada yang diperbolehkan dan ada pula yang tidak diperbolehkan tergantung situasi dan bagaimana dia melakukannya.
1. Ciuman yang diperbolehkan
Ciuman yang diperbolehkan adalah ciuman kepada seorang istri yang tanpa disertai nafsu. Misalnya, ciuman selamat tinggal ataupun kasih sayang seperti mengecup wajah atau dahi.
Hal ini disandarkan dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam muslim,
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُقَبِّلُ وَهُوَ صَائِمٌ، وَيُبَاشِرُ وَهُوَ صَائِمٌ، وَلَكِنَّهُ أَمْلَكُكُمْ لِأَرَبِهِ. وَفِيْ رِوَايَةٍ لِمُسْلِمِ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ فِي شَهْرِ الصَّوْمِ
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menciumku ketika beliau sedang puasa dan pernah mencumbuku ketika sedang puasa, namun beliau memang seorang yang paling bisa mengendalikan nafsunya di antara kalian.” (HR. Muslim)
Berdasarkan hasil hadis tersebut, dijelaskan bahwa seorang suami boleh saja mencium istrinya saat berpuasa dengan syarat tidak sampai terangsang.
Namun, lebih baik tidak melakukannya. Karena kita hanya manusia biasa. Sedangkan hadis tersebut mengatakan bahwa Rasulullah yang mencumbu Aisyah.
Kedua orang tersebut begitu kuat mengendalikan nafsunya. Sementara kita tidak bisa menjamin Apakah syahwat akan terus stabil saat berciuman dengan pasangan atau tidak.
2. Ciuman yang tidak diperbolehkan