iNSulteng - Tiga wartawan di Palu dipukul oknum aparat kepolisian saat melakukan peliputan demo mahasiswa yang menolak disahkannya Undang-undang (UU) Cipta Kerja atau Omnibus Law di depan kantor DPRD Sulteng, Kamis 8 Oktober 2020.
Ketiga wartawan itu, mendapatkan pemukulan dari oknum kepolisian pada saat ricuh demo kedua sekitar pukul 16.00 Wita di depan kantor DPRD Sulteng, saat terjadi kericuhan kedua. Aparat kepolisian mengejar massa aksi termasuk wartawan yang meliput saat itu.
Ketiga wartawan yang mengalami pemukulan, sudah mengaku sebagai wartawan dan menunjukkan id card sebagai wartawan. Namun, oknum aparat kepolisian itu meminta ketiganya untuk tunduk dan disaat itulah dia memukul. Korban atas nama Alsih Marselina (Wartawan Sultengnewa.com) mendapat pukulan tepat di wajah yang mengakibatkan luka memar dan menimbulkan luka di pipi kiri.
BACA JUGA: Warga Touna ditangkap di Banggai, Terlibat Narkoba !!
BACA JUGA: Lowongan Kerja Oktober 2020: PT MRT Jakarta Buka 3 Posisi untuk Lulusan S1 Semua Jurusan
Sementara Adhy Rifaldy yang juga wartawan sultengnews.com, mendapat pukulan di bahu bagian belakang. Sedangkan Windy wartawan kailipost.com terkena lemparan batu dari arah aparat kepolisian berjaga.
“Tadi ditengah situasi ricuh, saya disuru tunduk. Setalah saya tunduk, langsung di pukul. Seketika saya meras pusing sudah saya,”ujar Korban, Alsih Marselina di lokasi kejadian.
Alsih menerangkan, sebagai wartawan dia telah menaati prosedur dalam pelaksanaan tugas peliputan unjuk rasa dengan memakai Id Card sebagai identitas dari media sultengnews.com.
“Saya sudah pakai identitas (id card) wartawan, padahal saya sudah bilang ke polisi saya dari media, tapi oknum polisi masih memukul saya, karena jelas yang memukul pakai baju dinas cokelat kepolisian,” terangnya.
BACA JUGA: 1 Pasien Covid-19 di Tolitoli Sembuh
Dia mengungkapkan, dirinya berada dalam barikade kepolisian saat melakukan tugas sebagai wartawan, diposisi seperti itu seharusnya menurut dia bisa mendapatkan perlindungan, namun kejadian yang dialaminya berbanding terbalik.
“Saat ada di tengah-tengah polisi saat meliput, karena saya harap berada di posisi itu bisa dapatkan keamanan, malah justru dipukul,”ungkapnya.
Sementara itu, wartawan dari kailipost, Windy yang bersamanya mengatakan, dirinya juga mendapatkan tindak kekerasan. Bahkan dia terkena lemparan yang kena di kepalanya, meski begitu dia tidak mengalami luka.
“Saya juga kena lemparan dari depan arah aparat kepolisian melakukan penjagaan, bersamaan dengan itu memang dari belakang tempat mahasiswa aksi juga melakukan pelemparan, tapi saya tidak tau apa yang kena di kepala saya,”ucapnya.