Mitsubishi Diduga Abai, Konsumen Mengeluhkan Layanan Purna Jual yang Buruk

iNSulteng – Seorang konsumen Mitsubishi, Windy Nugraha, mengungkapkan kekecewaannya terhadap layanan purna jual yang diberikan oleh PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) dan bengkel resmi Mitsubishi Bumen Redja Abadi Tebet, Jakarta.  

Mobilnya, Mitsubishi Xpander Cross, mengalami masalah tersendat pada kecepatan rendah, kendala yang telah diakui oleh bengkel namun hingga dua kali kunjungan, tetap belum terselesaikan.

Mengutip dari MediaKonsumen.com, Rabu (2/7/2025) Windy Nugraha menyatakan bahwa kendala tersebut telah dilaporkan kepada bengkel sejak awal Mei 2025. 

Baca Juga: Mobil Hybrid 180 Jutaan? Chery Fulwin A8: Spesifikasi Dewa, Tantang Dominasi Toyota Camry!

Baca Juga: Cerita Singkat Perjuangan Gigih Hamdan ATT: Dari Puncak Karier hingga Akhir Hayat!

Pada kunjungan pertama, mobil hanya dibersihkan, tanpa perbaikan yang signifikan.  

Kunjungan kedua pada 14 Juni 2025, disertai dengan hasil inspeksi dari pihak ketiga (Dokter Mobil) yang menunjukkan adanya potensi masalah pada sistem pengapian, namun bengkel tetap tidak mampu mengatasi masalah tersebut. 

Bengkel bahkan menolak untuk mengganti komponen pengapian dengan alasan tidak memiliki stok dan mobil tidak dibeli di cabang tersebut.

"Ini jelas pelemparan tanggung jawab," ujar Nugraha. 

"Sebagai bengkel resmi, mereka seharusnya mampu menangani masalah teknis tanpa membebani konsumen untuk mencari solusi sendiri." tambahnya. 

Lebih lanjut, Nugraha telah menghubungi call center Mitsubishi sebanyak enam kali selama lebih dari satu minggu, namun hanya mendapat jawaban standar bahwa keluhannya masih dalam proses koordinasi internal. Tidak ada solusi konkret yang diberikan.

Baca Juga: Cuma 180 Jutaan? Sedan Hybrid Chery dengan Jarak Tempuh 1400 km Segera Hadir!

Baca Juga: Baru! Ford Explorer Tremor: Mesin V6 400 HP, Bodi Tinggi, Siap Jelajah Medan Berat!

Kasus ini semakin memprihatinkan karena garansi Mitsubishi secara resmi berlaku di seluruh dealer resmi di Indonesia, mencakup perbaikan mesin, penggantian suku cadang, dan kerusakan akibat cacat produksi.