Keenam, jika hanya mundur dari jabatan presiden namun tidak melepas saham, kami (football institute) melihat ada kecenderungan main atau bahkan mencari sensasi.
“Saya mencoba menghilangkan adanya dugaan pola playing victim dalam situasi ini, seolah gilang ini menjadi korban mengurus semua pengeluaran arema dan pergi karena sedih, moral managemen, official, pemain dan aremania ambruk ditinggal oleh sosok gilang,” kata Budi Setiawan Founder Football Institute.
Budi Setiawan mengatakan, Lalu kemudian karena desakan netizen dan Aremania kembali lagi ke arema.
“Mudah-mudahan saya salah, karena jika ini yang terjadi maka langkah ini hanyalah upaya untuk mencari sensasi dan simpati tanpa melihat dan merasakan kesedihan dan kehilangan nyawa para aremania,” tandasnya.
Dia juga menyebut, terlalu berani kiranya jika bereksperimen sosial, melakukan social experiment di tengah tragedi Kanjuruhan, Malamg, Jatim.***