INDEF: Pemulihan Ekonomi, Pemerintah Berikan Insentif bagi Sektor Industri yang Terdampak Pandemi

photo author
- Kamis, 19 Januari 2023 | 20:32 WIB
Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi Indef Andry Satrio Nugroho
Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi Indef Andry Satrio Nugroho

iNSulteng - Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan investasi Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan Pemerintah bisa memberikan insentif bagi industri yang terdampak karena pandemi dan pelemahan ekonomi dunia.

“Kalau ditanya terkait dengan bagaimana kita bisa menjaga sektor manufaktur maka perlu dilihat kembali sektor mana yang cukup terdampak akibat Covid kemarin dan sampai dengan sekarang belum terlihat pemulihan ekonomi dan ini perlu dipetakan juga oleh Kemenperin,” ujar Andry saat berbincang. Kamis, 19 Januari 2023.

Sejak pandemi sampai dengan masa pemulihan sekarang ini, masih ada industri yang belum pulih.

“Kalau kita lihat justru pemetaan dari sub sector yang masih terdampak dan masih belum cukup pulih tersebut itu stimulus yang diberikan masih belum ada menurut saya gitu ya, masih belum ada kebaruan, nah ini yang menurut saya perlu kembali diingatkan gitu ya kepada pemerintah,” jelas Andry.

Misalnya saja industri tekstil dan alas kaki. Mereka sangat terdampak dan belum pulih sampai dengan sekarang. Mereka digempur produk impor dan juga menurunnya permintaan dari luar negeri.

“Juga tingginya inflasi ini masih belum bisa memulihkan kinerja subsektor industri dalam negeri yang sudah berbasis ekspor ya, mungkin kalau saya bisa bilang mayoritas ekspor seperti yang tadi saya sebutkan tekstil pakaian jadi dan juga alas kaki gitu,” kata Andry.

Maka, ketika pemerintah mengetahui industri mana yang bisa diselamatkan, maka extra effort diberikan kesana. Dia menilai sejauh ini banyak kebijakan yang tidak tepat sasaran.

“Salah satunya mungkin kalau bisa kita sebutkan seperti mobil listrik ya fasilitasi subsidi dari mobil dan motor listrik itu kan semata-mata bukan menguntungkan industry gitu kan justru menguntungkan dari dealer-dealer dan juga pedagang mobil dan motor gitu ya,” ungkap Andry.

Pemerintah pun diminta untuk memberi perhatian khusus pada industri yang terdampak, selain tentunya menggali potensi ekspor dan hilirisasi.

”Kembali lagi yang dikejar itu sebetulnya apa gitu ya, apa yang diprioritaskan juga di tahun ini gitu,” tandas Andry.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Pemerintah tetap optimis, waspada, dan antisipatif. Pemerintah juga menyiapkan berbagai strategi dan kebijakan agar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% (yoy) di tahun 2023 dapat tercapa

“Kalau kita bicara global, memang global masih ada awan hitam, bahkan Managing Director IMF mengatakan Indonesia itu adalah the bright sight in the dark. Nah tentu Indonesia berharap, karena kita punya resiliensi selama penanganan pandemi covid, ini juga berharap punya resiliensi untuk di tahun 2023 ini,” ujar Menko Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini.

Untuk menjaga kinerja sektor manufaktur, Menko Airlangga mengatakan bahwa Pemerintah perlu optimis, tetap menjaga demand, serta melakukan tindak lanjut hilirisasi dan pengembangan ekosistem di sektor manufaktur. Sedangkan dari sektor riil, Pemerintah akan meningkatkan kinerja industri berorientasi ekspor yang semakin berdaya saing.

Pemerintah, lanjut Airlangga, juga telah menetapkan kebijakan larangan ekspor bauksit yang akan berlaku mulai Juni 2023. Ia mengungkapkan sebagian besar kebutuhan alumina masih impor, sehingga pembangunan smelter di dalam negeri menjadi prospek yang menjanjikan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eka Putra Budiana Datu

Tags

Rekomendasi

Terkini

X