Menurutnya, hal itu menandakan dominasi media sosial begitu besar dan mampu menentukan wajah politik. "Artinya dominasi atau peran media sosial di masa mendatang untuk menentukan wajah-wajah politik jauh lebih kuat dibandingkan dengan peran partai politik," tegasnya.
Oleh sebab itu, tidak relevan lagi ketika mendorong penguatan partai politik di masa depan.
"Di tengah era kayak begitu kita masih berpikir penguatan partai, tidak masuk akal saya. Itu di era 1960an, 1970an, relevan karena kita belum menemukan media sosial, di mana orang untuk menyalurkan aspirasi, mengadvokasi kebijakan itu tidak lain kecuali melalui partai," pungkasnya.
Perkuat Party ID
Direktur Eksekutif Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) Firman Manan mengatakan, penolakan sistem proporsional tertutup harus ditindaklanjuti dengan partai tersebut menjawab kelemahan dari sistem pemilu yang kini berlaku, yaitu sistem proporsional terbuka.
“Delapan parpol menolak dan tetap pada sistem proporsional terbuka, bukan hanya menolak sebetulnya, tetapi apa yang bisa dilakukan. Dalam konteks ini, misalnya kritik-kritik terhadap sistem proposional terbuka,” kata Firman saat berbincang hari ini.
Kritikan itu misalnya politik uang dan juga kurangnya kedekatan parpol dengan masyarakat.
“Apa yang akan dan sedang dilakukan parpol, sehingga kalau di Pemilu 2024 masih tetap proporsional terbuka, maka parpol sedang melakukan langkah antisipatif, sehingga para kadernya yang akan mencalonkan diri di Pileg tidak melakukan praktek-praktek politik uang,” Firman mencontohkan.
Pria yang juga dosen politik di Universitas Padjajaran ini menambahkan, proporsional terbuka menjauhkan partai dengan publik, karena kedekatan dengan kandidat.
“Apa yang selama ini sudah dilakukan parpol dan apa yang akan dilakukan kedepan sehingga Party ID kita bisa meningkat, kedekatan warga dan partai semakin baik,” jelas Firman.
Bicara Party ID terkait dengan kinerja partai. Ditambah lagi level kepercayaan publik kepada partai relatif rendah.
“Apa yang sedang dan akan dilakukan parpol untuk mengembalikan kepercayaan publik, kemudian bagaimana parpol mendekatkan diri pada rakyat. Kalau itu yang dilakukan, itu lebih ideal,” tandas Firman. ***