iNSulteng - Pakar politik senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Lili Romli mengungkapkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) harus ikut serta dan mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pilpres 2024.
Menurutnya, hal itu patut dilakukan untuk memperbesar peluang mandapat efek ekor jas (coattail effect) untuk meningkatkan perolehan suara partai.
"Saran saya harus tetap dipertahankan dalam rangka untuk memaksimalkan efek ekor jas. Yang jelas tiga partai itu sudah cukup. Tidak ada alasan untuk bubar. Kalau kandidatnya tidak populer, ya berusaha untuk mempopulerkan," terangnya.
Menurut Lili, keikutsertaan KIB dalam bursa pencalonan menuju 2024 juga bisa mengikutsertakan pihak ekstenal. Yang pasti KIB didorong untuk membawa bendera sendiri dalam kontestasi 2024.
"Tapi kalau pertimbangannya untuk efek ekor jas, mestinya mereka maju. Nah, majunya itu bisa tetap pimpinan partainya, bisa juga dari luar. Artinya bukan bergabung ke partai lain," tegasnya.
Dari internal koalisi, Lili menimbang 2 calon yang berpeluang untuk diusung KIB yakni Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PAN Zulkifli Hasan. Sedangkan peluang Plt Ketum PPP Mardiono dinilai lebih kecil.
Baca Juga: Josua Pardede: Pemerintah Waspadai Goncangan Rupiah Ketika Resesi Global Terjadi Tahun 2023
"Yang peluangnya ada itu antara Airlangga dan Zulhas. Zulhas Ketum PAN, peluangnya tinggi dibandingkan PPP," tandasnya.
Menurut Lili, Golkar patutnya lebih getol mempopulerkan dan mempromosikan Airlangga Hartarto untuk maju dalam Pipres 2024. Begitupun di internal KIB. Sebab hal itu berkaitan dengan target besar yang telah dipatok Golkar yang mendapat 20 persen raihan suara. Airlangga harus didorong agar Golkar mendapat efek ekor jas.
"Apalagi Golkar pasang target 20 persen. Ya kalau dia tidak maju ya susah. Apalagi ada penantang partai baru yang punya figur," tegasnya.
Baca Juga: Seleksi CPNS 2023 Kementerian, Ini Dokumen Penting yang Perlu Dilengkapi
Menurutnya, Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran jika ada lebih dari dua pasangan calon. Untuk saat ini, KIB harus fokus untuk mempopulerkan paslon yang bakal diusung. Karena dengan itu, ada peluang untuk meraup lebih banyak suara dengan memanfaatkan efek ekor jas.
"Mau tak mau harus maju. Kalau kandidat lebih dari 2 kan pasti 2 putaran. Baru putaran kedua mau bergabung dengan mana," tegasnya.