iNSulteng – Kasus kematian Brigadir J masih jadi tanda tanda besar soal siapa pelaku sebenaranya.
Kasus tersebut membuat geger seantero Indonesia pasalnya hingga kini belum ada kejelasan sama sekali soal siapa pelaku.
Bahkan Bharada E yang mengaku menembak sudah dikembalikan ke kesatuannya yakni di Brimob.
Baca Juga: Hari Ini, Gempa Bumi dengan Magnitudo 4,9 Guncang Tapanuli Tengah
Baca Juga: Masih Berlanjut, Rabu Besok, Komnas HAM Agendakan Pemeriksaan Balistik Kasus Brigadir J
Lantas bagaiman endingnya kasus yang diduga sengaja dilakukan oleh oknmum tertentu tersebut?
Kasus tewasnya Brigadir J alias Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat di rumah Kadiv Propam Polri nonaktif, Irjen Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu masih meninggalkan misteri di benak publik.
Banyak pihak yang menilai tewasnya Brigadir J dalam baku tembak dengan Bharada E itu dipenuhi kejanggalan.
Meski demikian, satu per satu bukti terkait kematian Brigadir J mulai ditemukan.
Salah satunya adalah rekaman CCTV di tempat kejadian perkara (TKP) yang menunjukkan bahwa Ferdy Sambo berlari ke rumah dinas dan sang istri, Putri Candrawathi yang didampingi asisten menangis pada waktu sekitar Brigadir J tewas.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik. Ia juga mengungkapkan, setelah kejadian tersebut datang beberapa mobil, termasuk mobil provost di rumah Ferdy Sambo.
Komnas HAM diketahui telah melihat rekaman 20 buah CCTV dari 27 titik yang menggambarkan peristiwa baku tembak yang menewaskan Brigadir J.
Meski demikian, Taufan mengaku CCTV di rumah dinas Ferdy Sambo tidak berfungsi pada saat kejadian.
Karenanya, ia masih kesulitan untuk mengungkap peristiwa yang menewaskan Brigadir J.
