iNSulteng - Laporan Airnav Indonesia, selama periode angkutan udara Lebaran 2022 terjadi kenaikan jumlah penerbangan hingga 239 persen.
Wajah industri penerbangan domestik kini mulai berangsur cerah lagi. Hikmah Idulfitri 1443 Hijriyah menjadi kado manis bangkitnya industri penerbangan setelah sempat dua tahun mengalami mati suri.
Musibah wabah Covid-19 merupakan salah satu sebabnya. Gelapnya kondisi industri itu tidak hanya menimpa Indonesia, melainkan seluruh dunia.
Baca Juga: Ini 2 Resep Rendang untuk Menu Lebaran yang Cocok Banget Dilahap Bareng Ketupat
Aktivitas industri transportasi udara di semua negara praktis terhenti. Bila beroperasi pun sangat terbatas. Rute internasional praktis hampir nol, hanya angkut kargo atau repatriasi penduduk.
Dalam konteks di dalam negeri, bisnis transportasi udara mulai bernafas pada Maret tahun ini. Tren kenaikan penumpang mulai menanjak setelah dibukanya kebijakan syarat pelonggaran perjalanan tanpa menunjukkan tes RT-PCR.
Apalagi setelah adanya instruksi Presiden Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 5 April 2022 telah menjadi obat dahaga bagi masyarakat setelah puasa dari mudik dua tahun lamanya.
Di sidang kabinet itu, intruksi Presiden Jokowi cukup jelas: Siapkan arus mudik! Kementerian Perhubungan pun sudah membuat simulasi prediksi peningkatan mobilitas masyarakat yang melakukan perjalanan pada masa Lebaran 2022.
Dari hasil survei pertama dengan persyaratan kewajiban PCR atau harus antigen. Diprediksi ada 55 juta warga Indonesia yang akan mudik. Dari total sebanyak itu, sedikitnya 9,1 juta berasal dari warga Jabodetabek.
Nah, pada survei yang ketiga setelah pengumuman telah melakukan vaksin sebagai syarat perjalanan, ada 85,5 juta warga Indonesia yang akan melakukan mudik dengan 14,3 juta orang berasal dari Jabodetabek.
Dari total penduduk yang akan melakukan mudik, sebanyak 8,9 juta orang yang menggunakan transportasi udara. Dari total 85,5 juta orang yang melakukan mudik lebaran itu, kebanyakan bertujuan ke Jawa Tengah dengan porsi 27,5 persen atau setara dengan 23,5 juta orang dan Jawa Timur dengan porsi 19,6 persen atau setara dengan 16,8 juta orang.
Kemudian tujuan Jawa Barat di posisi ketiga dengan porsi 17,2 persen atau 14,7 juta orang dan DI Yogyakarta 4,6 persen atau 3,9 juta orang. Sisanya di seputaran Jabodetabek dan beberapa daerah lainnya.
Warga yang melakukan mudik menggunakan pelbagai moda. Dari warga yang mudik sebanyak 85,5 juta orang, menurut data Kemenhub menyebutkan moda transportasi darat pribadi yang paling banyak digunakan, yakni sebanyak 40,2 juta orang atau 47 persen.