iNSulteng - Pengamat politik sekaligus kritikus Rocky Gerung menangkap ada hal yang aneh saat ini dalam pengawalan Jokowi ke sejumlah tempat.
Padahal biasanya Jokowi jika berkunjung ke sejumlah tempat seolah ingin tampil dengan pengawalan biasa, meski pengawalan ketat tetap dilakukan sesuai SOP kepresidenan.
Salah satu hal aneh dalam pengawalan ketat yang dilihat Rocky Gerung adalah saat Jokowi dikawal ketat ketika berkunjung ke Pasar Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Kamis, 21 April 2022.
Baca Juga: Meski Berbeda Usia Cukup Jauh, Ini Alasan Utama Sabda Ahessa Pacari Wulan Guritno, Janda Hot Anak 3
Disana terlihat tim sniper yang terang-terangan memegang senjata untuk mengawasi kiri dan kanan, ditambah dengan keberadaan Paspampres.
Menurut Rocky, pengawalan ketat itu menjadi agenda yang tidak biasa jika melihat ke belakang Jokowi dalam kunjungan kerja lainnya tidak dikawal seperti saat di Pasar Cisarua.
"Akhirnya timbul pencitraan baru pada Presiden. Presiden tidak lagi dipercaya oleh rakyat, karena itu dia mesti dikawal secara berlebihan," kata pengamat politik, Rocky Gerung dikutip iNSulteng.com dari YouTube miliknya.
Baca Juga: Menteri BUMN Era SBY Ini Heran Penangkapan Tersangka Korupsi Minyak Goreng Hanya Sentuh Anak Buah
Dia menjelaskan pengawalan yang dinilai berlebihan tersebut menjadi sinyal bagi internasional melihat kondisi Indonesia.
Dengan pengawalan tersebut, Rocky menilai jika musuh Jokowi telah mendekat ketika negara-negara lain akan berkunjung ke Indonesia untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
"Itu sinyal dan akan menjadi ukuran bagi internasional juga untuk melihat bagaimana nanti ketika diundang ke G20 pada November 2022. Nanti akan disorot apa bedangan G20 di Bali dan Ukrainan, kan begitu," ujar Rocky.
Baca Juga: Yosi Project Pop dan Nowela Penuhi Panggilan Polisi Terkait DNA Pro
Selain mengenai pertemuan pada agenda G20, pengawalan Jokowi yang disebut menjadi sinyal bagi internasional juga bisa disorot oleh para investor.
"Lebih dari iru, para investor juga mengaggap Indonesia tidak aman dan bisa mengajak investor yang lainnya untuk membatalkan MoU, kira-kira begitu," ucap Rocky Gerung. ***