iNSulteng - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko diusir saat menemui peserta Aksi Kamisan di Semarang pada Kamis, 18 November 2021.
Padahal kehadiran dirinya semata-mata sebagai bentuk kepedulian pemerintah pada masalah HAM.
Insiden tidak mengenakkan itu ditanggapi pengamat politik Rocky Gerung.
Baca Juga: Dua Orang Ini Bertemu Vanessa Angel dalam Mimpi, Vanessa Hanya Tersenyum
Baca Juga: Catat Jadwalnya! Daerah Ini Bisa Menyaksikan Puncak Gerhana Bulan Sebagian 19 November 2021
Ia mempertanyakan mengapa Moeldoko mendatangi massa aksi di saat tidak ada bukti pelanggaran HAM masa lalu telah selesai.
"Tapi di balik itu, ngapain juga pak moeldoko berupaya untuk ke situ," katanya, dikutip iNSulteng.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat, 19 November 2021.
"Sebetulnya kayak cari muka, memberi kesan bahwa peduli, loh buktinya tidak ada kepedulian," sambung Rocky Gerung.
Rocky Gerung lantas menyinggung kasus KM50 yang kini belum tuntas sepenuhnya.
Ia mengatakan istana tidak peduli dengan apa yang dialami para pengawal Habib Riziek Shihab.
"Sampai sekarang KM50 didiamin, ngak ada sedikit pun sinyal bahwa istana peduli dengan pelanggaran HAM terhadap pengawasan HRS," tuturnya.
Baca Juga: Kemhan Kembali Beli Pesawat Tempur, Kontrak Ditanda-tangani Pesan dua Unit, A400M Untuk TNI AU
Jika memang peduli dengan pelanggaran HAM di masa lalu, mestinya telah lama ada konsep untuk menyelesaikannya.