Yaqut Sebut Kemenag Hadiah Negara ke NU, Ketum PAN: Ini Keliru dan Berbahaya

photo author
- Senin, 25 Oktober 2021 | 17:07 WIB
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan  (twitter.com/ZUL_Hasan)
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (twitter.com/ZUL_Hasan)

iNSulteng - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan angkat bicara menyoroti Kemenag RI, Yaqut Cholil Quomas yang menyatakan Kemenag hadiah negara kepada NU.

Pendapat Zukifli seperti dikutip cuitannya di Twitter, Senin, 25 Oktober 2021, bahwa sebagai pembantu Presiden, Menag pikirannya harus pikiran kebangsaan, harus untuk bangsa, bukan golongan tertentu.

"Pendapat Menag Yaqut bahwa sejarah pendirian Kemenag karena peran NU sebagai juru damai pasca pencoretan tujuh kata dalam Piagam Jakarta juga tidak beralasan," sebut Zulkifli.

Baca Juga: Gelombang 22 Kartu Prakerja Telah Dibuka, Ikuti 6 Langkah Daftar Ini Agar Dapat Rp3,4 Juta !

Baca Juga: DAFTAR Bantuan 2021, Bansos, BLT UMKM, BSU, Hingga Subsidi Listrik, Realisasi PEN capai 53,2 Persen

Dia menilai pendapat Menag Yaqut berbahaya, karena bisa memunculkan tafsir sejarah yang keliru.

"Karena banyak peran ulama lintas organisasi dan kelompok di sana. Apalagi mengatakan bahwa Kemenag merupakan hadiah negara untuk NU secara spesifik, bukan untuk umat Islam. Ini keliru. Perlu diluruskan," katanya.

Zulkifli melanjutkan dalam ciutannya bahwa Kemenag merupakan instrumen negara untuk mengayomi dan memastikan kehidupan beragama di Indonesia berjalan baik.

Baca Juga: BSU Gaji Terakhir Oktober 2021, 3 TANDA Kamu Penerima Rp1 Juta, cek bpjsketenagakerjaan, Yuk Cairkan!

Baca Juga: Menag Klarifikasi Pernyataannya Terkait Kemenag Hadiah Negara Untuk NU

Bahkan kalau menyebut Kemenag didirikan untuk umat Islam saja itu keliru jika dilihat dari pikiran kebangsaan. Apalagi mengatakan Kemenag spesifik didirikan sebagai hadiah untuk NU.

Cuitan Zulkifli Hasan.
Cuitan Zulkifli Hasan. (Twitter.com/@ZUL_Hasan)

Diapun berharap semua pejabat negara memengedepankan pikiran kebangsaan dalam bertugas. Dari manapun latar belakang seorang pejabat negara, jika sudah bekerja dan mengabdi untuk negara maka pikirannya harus tentang bangsa san negara, bukan mementingkan golongannya lagi.

Baca Juga: Karir Jubir Presiden Meroket, Fadjroel Dilantik Jadi Dubes RI untuk Republik Kazakhstan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sutrisno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X