Mengejutkan, Aleg PKS Ini Sebut Banyak Peninggalan Habibie Yang Hilang

photo author
- Sabtu, 8 Mei 2021 | 22:13 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto sebut banyak peninggalan Habibie yang hilang
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto sebut banyak peninggalan Habibie yang hilang

iNSulteng - Pernyataan mengejutkan diutarakan oleh Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto yang menduga ada upaya de-habibienisasi terkait perombakan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) belakangan ini. 

Politisi Fraksi PKS ini merasa banyak sekali peninggalan Habibie yang hilang.

"Saya mencatat akhir-akhir ini saja telah hilang atau segera dilebur kelembagaan Dewan Riset Nasional (DRN), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), LIPI, BATAN dan LAPAN. Sebelumnya telah dihapus Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS), Dewan Standarisasi Nasional (DSN) serta dimuseumkannya N-250 Si Gatot Kaca," ujar Mulyanto dalam siaran persnya, Jumat 7 Mei 2021.

Baca Juga: Idul Fitri Makin Dekat, Laporan THR Makin Meningkat

Dijelaskannya, negara tidak bisa begitu saja menghilangkan jejak pengembangan Iptek yang sudah dibangun susah payah oleh Begawan Teknologi Indonesia, BJ Habibie. Bangsa ini harus mengakui bahwa Habibie berhasil membangun struktur pembangunan teknologi iptek (techno-structure) yang kokoh dan bermanfaat di Indonesia.

"Pak Habibie berhasil membangun human-ware (SDM), technoware (peralatan), orgaware (kelembagaan) maupun infoware (jaringan) yang berujung pada beroperasinya Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS). BUMNIS ini merupakan wahana anak bangsa memproduksi peralatan Hankam dan sipil canggih mulai dari pesawat, kapal, tank, senjata, peledak, industri berat sampai elektronik. Pada posisi tertentu, bisa dibilang, BUMNIS sangat berperan membangun kekuatan pertahanan dan keamanan nasional," paparnya.

Baca Juga: Sebanyak 288 WNA China Tiba di Indonesia di Tengah Larangan Mudik

Mulyanto menambahkan, ide pengembangan iptek oleh Habibie sangat visioner. Habibie ingin membangun kedaulatan dan kemandirian bangsa di berbagai bidang, agar Indonesia tidak tergantung dan didikte oleh pihak asing.  

Apalagi Indonesia adalah Negara kepulauan, yang membutuhkan infrastruktur transportasi antar-pulau dalam rangka membangun persatuan dan kesatuan bangsa.

Menurut Mulyanto, jauh-jauh hari Habibie sudah mengibarkan upaya membangun keunggulan bersaing (competitive advantage) bangsa ini di samping terus mendayagunakan keunggulan SDA yang ada (comparative advantage). 

Baca Juga: Berlangsung Malam Ini di Indosiar LIDA 2021 Grup 2, Siapakah yang akan Tersenggol?

Dari pada terlena pada kelimpahan SDA yang suatu saat akan habis dan kita terperangkap pada ‘kutukan SDA’. Habibie meletakkan dasar bagi ekonomi berbasis Iptek (knowledge based economy). Tujuannya agar Indonesia menjadi negara yang digerakkan oleh inovasi (Innovation Driven Country).

Dulu, lanjut Politisi dapil Banten III ini, mungkin banyak yang sinis dengan Habibienomic ini. Namun sekarang World Economic Forum (WEF), dalam laporan tahunannya (Global Competitive Report) secara regular justru memantau daya saing atau keunggulan masing-masing Negara (entitas ekonomi) berdasarkan peringkat kemampuan inovasi mereka.

Ia menilai Habibie mulai melalui pendekatan negara, memperkuat kelembagaan Iptek Negara sebagai fasilitator dan dinamisator pembangunan iptek, pertahanan dan ekonomi nasional, termasuk dengan dibangunnya Puspiptek di kawasan Serpong dan Cibinong, Bogor.

Baca Juga: Deretan Artis yang Hamil Saat Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Marhum

Tags

Rekomendasi

Terkini

X