Typhoon Surigae Kategori Sangat Kuat 'Mengamuk' di Perairan Timur Filipina, Ini Dampaknya Bagi Indonesia

photo author
- Selasa, 20 April 2021 | 14:23 WIB
Ilustrasi angin kencang dan hujan. BMKG Sumsel memberi peringatan dini.* (Pixabay/David Mark)
Ilustrasi angin kencang dan hujan. BMKG Sumsel memberi peringatan dini.* (Pixabay/David Mark)

iNSulteng - BMKG terus memantau perkembangan dan pergerakan Typhoon Surigae. Dalam rilis yang diterima iNSulteng.com Selasa 20 April 2021, BMKG menyebutkan bahwa berdasarkan analisis terbaru hingga pukul 07.00 WIB, Typhoon Surigae masih menunjukkan eksistensi di wilayah perairan timur Filipina dengan posisi tepatnya di 15.5° LU, 126.1° BT.

Intensitas Typhoon SURIGAE masih berada pada kategori sangat kuat dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 95 knot (176 km/jam) dan tekanan di pusatnya mencapai 935 hPa dengan pergerakan sistem ke arah timur laut. 

Baca Juga: Siklon Tropis Surigae Bergerak Menjauhi Indonesia, Dampaknya Masih Terasa 24 Jam Kedepan

Hingga tanggal 24 April 2021, Typhoon Surigae diprediksikan masih bertahan di wilayah perairan Samudera Pasifik Barat sebelah timur Filipina dengan intensitas yang semakin melemah.

Dampak signifikan cuaca dan gelombang ekstrem dari eksistensi Typhoon Surigae ini terjadi di wilayah Filipina. Typhoon Surigae posisinya sudah sangat jauh dari wilayah Indonesia. 

Akan tetapi, dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan gelombang di wilayah Indonesia masih dapat terjadi dalam 24 jam kedepan, yakni berupa potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai kilat/petir serta angin kencang di wilayah Laut Sulu dan dan Laut Sulawesi, dengan dampak hujan di wilayah daratan tidak signifikan. 

Baca Juga: Puncak Siklon Tropis Diprediksi pada Selasa Pekan Depan, Warga Luwuk Diminta Waspada

Selain itu, tinggi gelombang 1.25-2.5 meter berpeluang terjadi di Selat Makassar bagian utara, Laut Sulawesi, Perairan Kep. Sangihe, perairan selatan Kep. Talaud, Perairan Kep. Sitaro, Perairan Bitung - Likupang, Laut Maluku bagian utara, perairan barat dan utara Kep. Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat hingga Papua, Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Papua. 

Sementara tinggi gelombang 2.5-4.0 meter berpeluang terjadi di perairan utara Kep. Talaud dan Samudera Pasifik utara Halmahera.

Saat ini termonitor pola siklonal di wilayah Pasifik Barat sebelah timurlaut Papua Nugini dan di sebelah selatan Merauke, serta pola sirkulasi EDDY dengan pola antisiklonal di utara Papua.

SiklonBaca Juga: Waspada, BMKG Sebut Munculnya Bibit Siklon Tropis Sebabkan Hujan Lebat Siang-Sore

Berdasarkan analisis terbaru, dua pola siklonal di dekat Papua tersebut masih menunjukkan potensi yang rendah untuk menjadi bibit siklon dalam 24 jam kedepan. Eksistensi pola siklonal dan sirkulasi EDDY di wilayah timur Indonesia tersebut berdampak pada pembentukan pola konvergensi dan perlambatan angin yang dapat berkontribusi pada peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur sebelah utara ekuator.

BMKG terus melakukan monitoring terhadap perkembangan pola siklonal tersebut untuk mengantisipasi perkembangan yang signifikan dan bisa berdampak pada potensi cuaca ekstrem.

SiklonBaca Juga: Waspada, BMKG Sebut Posisi Siklon Tropis Seroja Berada di Pulau Timor !

Untuk sepekan kedepan, potensi hujan intensitas sedang-lebat dapat terjadi di beberapa wilayah lainnya, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Banten, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Marhum

Tags

Rekomendasi

Terkini

X