iNSulteng - Pulau Sumatera merupakan wilayah yang rawan gempa bumi dan berpotensi menghadapi ancaman gempa dari banyak sumber.
"Ancaman bagi Pulau Sumatera bukan hanya aktivitas gempa yang bersumber dari tumbukan lempeng di Zona Megathrust, Sesar Mentawai, dan Sesar Besar Sumatera di daratan, akan tetapi gempa kuat juga dapat bersumber di Investigator Fracture Zone dekat subduksi lempeng di sebelah barat Sumatera," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Selasa.
Baca Juga: Waduh, Dugaan Prostitusi Terselubung Marak di Kos-Kosan Tolitoli
Baca Juga: Twitter Tunjuk Peretas Terbaik Dunia Sebagai Kepala Keamanan
Dia menjelaskan hal tersebut dilihat dari aktivitas sumber gempa yang terjadi pada Selasa, pukul 08.44.07 WIB yang mengguncang Tuapejat, Kabupaten Mentawai Sumatera Barat dengan magnitudo 6,3.
Gempa tersebut termasuk gempa kuat memiliki magnitudo "update" 6,0 yang berpusat di laut dengan koordinat 2,90 LS dan 99,07 BT, pada jarak 112 km arah barat daya Kota Tuapejat, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Gempa yang terjadi Selasa pagi itu merupakan jenis gempa dangkal. Analisis "update" menunjukkan bahwa gempa ini hiposenternya berada di kedalaman 31 km yang artinya pusat gempa ini berada di dalam Lempeng Indo-Australia dan bukan di Lempeng Eurasia.
Baca Juga: Paguyuban Rukun Touna di Manado Bisa Promosikan Wisata Sulteng
Baca Juga: Setelah 5 Anggota Bawaslu, Kini Komisioner KPU Banggai Dilaporkan ke DKPP
Guncangan gempa dirasakan dalam wilayah luas, seperti Padang, Painan, Sipora, Solok, Mentawai, Sipora, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Kepahiang, Pasaman, Kerinci, Payakumbuh, dan Solok Selatan.
Gempa tersebut bukan merupakan gempa yang disebabkan oleh aktivitas tumbukan lempeng di zona megathrust. Gempa akibat tumbukan lempeng lazimnya memiliki sumber gempa sesar naik (thrust fault).
Namun, gempa dipicu oleh sesar transform memiliki mekanisme sumber berupa sesar geser (transform fault) yang tampaknya berkaitan dengan sumber gempa sesar geser pada Lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia, yang dikenal dengan nama Investigator Fracture Zone.
"Gempa ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya masih di bawah 7,0 disamping juga karena mekanisme sumbernya yang berupa sesar geser," katanya.
Baca Juga: Dispar Touna Gelar Pelatihan Managment Home Stay
Struktur IFZ memanjang di Samudra Hindia relatif berarah utara-selatan dan di bagian ujung utara IFZ berdekatan dengan Zona Subduksi Sumatera.